Lucien mengulurkan tangan, "Senang bertemu denganmu, Tuan Marcus."
Marcus menjabat tangan Lucien, lalu memasang senyum arogan. "Aku juga, Lucien. Aku mendengar namamu ketika berada di Shaq. Ketika aku baru sampai di Aalto, dua hari yang lalu, aku akan mengunjungimu, tapi Tuan Victor memintaku untuk tidak mengganggumu dalam persiapan untuk konser pertamamu."
Marcus menekankan kata 'pertama'. Di pikirannya, Lucien tidak perlu dihormati sebagai musisi sebelum menjalankan konser pertamanya dengan sukses.
"Tuan Victor sering menyebut namamu. Dia berkata bahwa kau adalah muridnya yang paling menonjol." Lucien tetap sopan. "Untuk masalah pengalaman konser, aku belum sehebat dirimu."