Empat hari kemudian.
Plop!
Terdengar suara letupan air dari gelas beker.
Perlahan-lahan, sebutir bibit coklat tenggelam dalam air berisi kelopak bunga berwarna ungu.
Angele memegang gelas beker itu dan memperhatikan cairan di dalamnya.
"Teh bunga berkualitas tinggi..." gumam Angele.
"Aku senang kau menyukainya."
Seorang pria berselimut bayangan di seberang Angele menjawab dengan santai.
Bayangan hitam, tudung, lengan dan jubah yang panjang menutupi seluruh tubuh pria itu.
Mereka duduk saling berhadapan di kamar Angele sambil menikmati secangkir teh hangat
Bunga ungu pada cangkir mereka telah mekar. Warna kelopaknya terang dan jernih. Kelopak-kelopak bunga segar itu mengapung pada permukaan teh.
"Kalau saja aku membawa perlengkapan teh pribadiku, teh ini akan terasa semakin enak." Angele menggeleng.