Chereads / Dunia Penyihir / Chapter 41 - Kitab Sang Penyihir (Bagian 2)

Chapter 41 - Kitab Sang Penyihir (Bagian 2)

Angele bernafas lega dan menenangkan dirinya setelah menyadari bahwa ia berhasil selamat dari bagian berbahaya dari buku itu. Zero telah berhenti memberinya peringatan. Baris-baris selanjutnya menjelaskan teknik melakukan meditasi, disertai dengan cara kerjanya. Caranya sangat mirip dengan pelatihan Qi di bumi, hanya saja meditasi di dunia ini memerlukan benda-benda tertentu sebagai bantuan. Buku itu juga menjelaskan tiga tingkat kekuatan yang harus dilalui sebelum menjadi Penyihir sejati.

Ketiga tingkat itu ditandai dengan angka sederhana: tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3. Berdasarkan buku itu, ketepatan adalah syarat terpenting bagi seorang penyihir, dan tingkat ketepatan evaluasi mereka mengenai suatu subjek dapat menunjukkan tingkat kekuatan mereka. Kebanyakan penyihir memiliki latar belakang yang terpelajar, dan mereka sangat serius dalam penelitian, sehingga mereka selalu berusaha agar pengetahuan mereka tertulis dengan baik dan stabil, termasuk buku Angele.

Dalam buku itu juga tertulis kemungkinan kesalahan informasi dan penemuan yang mungkin dijumpai dalam setiap tahap meditasi. Selain itu, buku itu juga menjelaskan bagaimana perbedaan reaksi pembaca setelah membaca buku itu berdasarkan keadaan mental masing-masing. Seluruh isi buku itu penting, dan tidak ada satupun kata yang tidak diperlukan tertulis di sana. Hanya membutuhkan waktu setengah jam bagi Angele untuk menyimpan informasi penting dengan menggunakan chip-nya.

'Analisa dan saring semua informasi. Sisakan informasi yang kubutuhkan.' perintah Angele. Zero pun mulai menyaring saat itu juga.

'92.15% informasi yang tidak penting sudah dihapus. Pindahkan sisanya ke otak?' tanya Zero.

'Ya.' pikir Angele. Ia duduk di belakang meja belajar dan menutup matanya. Dahinya berdenyut perlahan seperti jantung, sehingga terlihat aneh. Sementara itu, tulisan di buku itu mulai menghilang, seperti setetes tinta yang kehilangan warnanya setelah masuk ke dalam air bersih. Setelah sekitar 10 detik, semua tulisan itu menghilang dan berubah kembali menjadi biografi seorang pemikir bernama Buckwill dalam bahasa Anmag.

'Jadi, inilah yang dinamakan meditasi. Aku dapat merasakan sendiri keberadaan elemen istimewa yang tersebar di alam dan menariknya ke dalam tubuhku. Setiap elemen spesial memiliki sensasi yang berbeda, dan hanya orang berbakat yang dapat merasakan dan menarik elemen itu. Jumlah elemen yang dapat mereka rasakan, dan kecepatan dalam beradaptasi dengan sebuah elemen adalah indikasi kekuatan seseorang. Itu adalah…' Angele membuka matanya setelah beberapa saat, lalu ia berpikir. Sangat sulit untuk menggambarkan metode itu dengan kata-kata, namun Angele telah mengerti cara bermeditasi. Ia harus mengambil kesempatan itu.

Angele membuka buku itu dan mencari bagian meditasi dasar. Untuk memulai meditasi ini, dibutuhkan sebuah tanaman pendukung bernama Dead Soul Grass. Tanaman tersebut terlihat seperti semanggi berdaun empat, namun warnanya hitam, bukan hijau. Tanaman ini hanya tumbuh di pemakaman, dan sangat sulit untuk ditemukan. Daun tanaman itu harus diletakkan di dalam mulut sebelum memulai meditasi. Tanpa daun itu, bahkan orang paling berbakat pun tidak akan bisa merasakan elemen spesial di sekitarnya.

"Dead Soul Grass?" gumam Angele sembari menutup buku itu dan mulai berpikir.

Buku itu sudah tidak lagi berguna bagi Angele, jadi ia meletakkan buku tersebut ke dalam tas. Tanpa tanaman itu, memulai meditasi adalah hal yang tidak mungkin, jadi tidak banyak yang bisa dilakukannya untuk saat ini. Mata Angele tertuju kepada jam kristal yang tergantung di dindingnya, dan jarum jam menunjukkan jam 3 pagi. Tidak menyangka jika waktu berlalu sedemikian cepat, Angele memutuskan untuk melihat kiriman yang didapatkannya tadi. Kiriman itu dari ayahnya, berisi surat mengenai keadaan keluarga saat ini.

Selama setengah tahun Angele pergi belajar di Sekolah Pelabuhan Marua, ayahnya membeli sebuah rumah dengan bantuan Maria. Tetapi, ia bukan lagi seorang 'baron' karena ia telah meninggalkan Kerajaan Rudin dan tidak lagi memiliki teritori, jadi tidak ada pendapatan dari sana. Sekarang, ayahnya telah mendirikan perusahaan untuk menyewakan prajurit yang telah ia bawa ke sini. Mereka menerima pesanan dari perkumpulan prajurit bayaran, perkumpulan pedagang pelabuhan, dan staf pemerintah. Perusahaan itu berjalan dengan baik dan juga cukup terkenal di komunitas prajurit bayaran. Karl adalah seorang ksatria tingkat menengah yang juga mampu memberikan Life Energy Seed kepada calon ksatria, sehingga ia pasti akan diterima di teritori bangsawan lain dan mungkin mendapat teritorinya sendiri. Semakin banyak calon ksatria yang memiliki seed, semakin kuat pula teritori bangsawan itu, jadi semua bangsawan pasti akan menginginkannya.

Namun, saat seorang ksatria membantu orang lain mendapatkan seed, ia akan kehilangan sebagian kecil kekuatannya sendiri. Semakin besar kekuatan ksatria yang membantu si penerima mendapatkan kekuatan, maka akan semakin besar juga kekuatan yang akan didapatkan si penerima. Selain itu, ada kemungkinan jika seorang calon ksatria akan memiliki kekuatan yang sama dengan ksatria. Karena itulah, seorang bangsawan ingin mendapat sebanyak mungkin ksatria di teritorinya. Namun, harga diri Karl membuatnya tidak sudi untuk melayani orang lain, jadi ia memutuskan untuk mendirikan persewaan prajurit dan menerima pesanan. Pendapatannya saat ini cukup tinggi, nyaris sama dengan pendapatan di teritori keluarga Rio dahulu. Sekarang, ia telah mendapatkan misi baru untuk mengawal orang yang sangat berpengaruh melewati Dataran Anser bersama lebih dari 10 kelompok prajurit bayaran lainnya. Hanya satu kelompok yang lebih lemah dari kelompok sang baron, namun sisanya memiliki kekuatan yang sama. Menurut laporan, ada kemungkinan jika mereka akan bertarung dengan penjahat berkuda kiriman Kerajaan Saladin dalam misi ini, jadi mereka dibayar cukup banyak oleh pihak pemerintah.

Keadaan Maggie dan Celia saat ini juga tertulis di surat itu. Celia menunjukkan bakat yang cukup tinggi dalam bermusik, jadi sang baron telah mengirimnya untuk belajar kepada guru berkualitas. Lagipula, belajar lebih lanjut bukanlah masalah. Namun, Maggie tidak menunjukkan bakat apapun. Jika dia tidak memiliki hubungan dengan Angele, dia akan diperlakukan selayaknya pekerja biasa. Ia bisa hidup dengan cukup baik hanya karena Angele.

Bibi dan pamannya juga memberi salam. Di akhir surat, tertulis: 'Untuk anakku tercinta, Angele. 11.12.1541, Jam 2 pagi' Surat itu baru saja ditulis kemarin malam. Setelah selesai membaca, Angele memasukkan kembali surat itu ke dalam kantongnya. Ia sadar bahwa waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa, sudah tiga tahun berjalan sejak ia bereinkarnasi ke dalam tubuh ini. Angele kemudian membuka tas hitam tadi dan menemukan beberapa kebutuhan sehari-hari, selimut putih, kertas, botol tinta baru, dan sebuah pisau bersarung kulit. Pisau itu berhiaskan permata hitam pada pegangannya, sehingga terlihat sangat indah.

Angele tidak menghabiskan banyak uang, jadi ia masih memiliki sekitar 800 koin emas. Di sekolah ini, Angele sangat terkenal sebagai murid yang dekat dengan Master Adolf, jadi banyak murid lain yang rela membayarnya untuk mengajar Bahasa. Untuk setiap pertemuan, Angele mematok harga sebesar 100 koin emas, yang cukup untuk membayar kelas-kelasnya di sini dan membeli barang-barang unik di pasar, seperti jam kristal yang ada di kamarnya. Pelabuhan Marua merupakan pelabuhan paling ramai di perbatasan kota, tempat banyak pedagang memarkir kapal mereka. Mereka menjual berbagai macam barang, termasuk budak. Selama memiliki cukup uang, kita bisa membeli segala hal yang kita inginkan.

Angele memainkan pisau pemberian ayahnya selama beberapa saat. Pisau itu adalah trofi penghargaan setelah menyelesaikan salah satu misi, dan ayahnya mengirimkan pisau itu kepada Angele sebagai hadiah ulang tahun. Terkadang, Angele kembali ke rumah sebentar untuk mengunjungi ayahnya dan bertemu dengan orang-orang di sana. Namun, kebanyakan waktunya dihabiskan di sekolah dan di rumah keluarga Adolf. Di sekolah, ia menghabiskan waktunya untuk belajar. Selain itu, an meningkatkan kemampuannya jika mempunyai waktu luang. Kehidupan di sekolah tidaklah asik, namun setidaknya Angele tidak membuang-buang waktu.

Selama setengah tahun berada di sekolah, tidak ada peningkatan pada tingkat kekuatan Angele. Sampai sekarang, kekuatannya masih setingkat ksatria tingkat menengah. Jika saja ia tidak memiliki teknik spesial dalam berpedang, mungkin ia akan menjadi jauh lebih lemah. Bakatnya dalam memanah juga semakin baik, dan sekarang ia mampu menembakkan dua panah sekaligus dengan tepat. Di sekolah ini, tidak ada yang tertarik dengan kemampuan bertarung dan memanah dan menunggang kuda. Teknik yang mereka pelajari hanya digunakan untuk pamer di kelas. Tidak ada yang berlatih setelahnya, sehingga lapangan berlatih di sekolah ini selalu nyaris kosong. Hanya para murid miskin yang berlatih, namun waktu mereka juga habis untuk bekerja agar bisa membayar biaya sekolah. Hampir tidak ada orang seperti Angele yang berlatih secara rutin menggunakan senjata yang disediakan di sekolah. Latihan ini membuat teknik berpedang dan memanahnya semakin baik.

Angele meletakkan semua barang-barangnya, dan pergi membasuh wajah dan menyikat giginya. Kemudian, ia mematikan lampu minyak dan berbaring di kasurnya. Menurut informasi dari buku itu, Dead Soul Grass sangatlah sulit dicari. Tanaman itu hanya tumbuh di pemakaman yang banyak kuburannya. Angele berpikir apa yang harus dilakukan keesokan hari, dan perlahan ia tertidur tidak lama kemudian.