Chereads / Dunia Penyihir / Chapter 15 - Pembunuhan (Bagian 2)

Chapter 15 - Pembunuhan (Bagian 2)

Angele memutuskan untuk kembali ke kastil, namun tiba-tiba ia mendengar suara orang berbincang dari sebelah kanannya.

'Musuh tidak dikenal terdeteksi. Total sasaran dua orang.' Chip-nya memperingatkannya. Dia memelankan suara langkah kakinya dan merunduk, kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah kanan. Dari jarak dekat, dia bisa mendengar kedua orang tersebut dengan lebih jelas, namun dia hanya bisa menangkap sebagian dari pembicaraan mereka.

"… Sudah empat hari… Kita tidak punya cukup waktu kesana…" kata seorang pria dengan suara berat.

"Tidak apa-apa… Kita akan sampai sebelum dia kembali dari tambang perak… Kita bisa menunggu sedikit lebih lama lagi… tetapi waktunya…" kata seorang wanita dengan suara nyaring.

Angele bersembunyi di balik gundukan tanah dan merunduk di balik semak-semak. Angele berusaha mendengarkan percakapan itu tanpa bersuara, namun mereka sedang berjalan, dan suara mereka perlahan-lahan menghilang. Kedua orang tersebut mengingatkan Angele kepada para penjahat yang pernah dikatakan oleh ayahnya. Menurut Ksatria Audis, para penjahat itu berbeda dari penjahat biasa. Mereka memiliki kemampuan bertarung yang hebat, dan perilakunya lebih mirip dengan prajurit terlatih daripada pelaku kriminal.

Sang baron sedang mencoba menangkap para penjahat itu ketika Angele pertama kali kembali ke kastil dengan keadaan terluka parah. Angele tidak mendengar berita keberhasilan sang baron, namun jika mereka berhasil seharusnya akan ada pesta untuk merayakannya. Jika mereka gagal, sang baron akan memberikan uang pensiunan kepada keluarga prajurit yang gugur. Kemungkinan besar, mereka tidak menemukan penjahat apapun saat mereka tiba di tambang perak itu.

Setelah pertarungannya dengan Dice, Angele tidak lagi takut bertarung, dan bahkan dia merasa bersemangat saat membayangkan pertarungannya itu. Dia memiliki bantuan chip-nya, teknik berpedang yang kuat, dan tingkat ketahanan dan kekuatan yang tinggi. Saat ini, tingkat kekuatannya hampir setara dengan seorang ksatria. Dengan kemampuan memanahnya, dia telah menjadi seorang petarung yang lumayan kuat. Sekarang, yang dia butuhkan adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman.

Walaupun dia memang berhasil membunuh Dice, pedang beracunnya adalah yang paling berkontribusi pada keberhasilannya itu. Setelah berpikir sejenak, Angele memutuskan untuk mengikuti kedua orang itu. Dia berjalan ke arah suara mereka dengan bantuan chip-nya. Setelah sekitar sepuluh menit, dia menemukan beberapa jejak kaki di tanah. Tanah hutan itu basah terkena hujan, jadi dia dengan mudah dapat menemukan jejak kaki itu.

Angele berjalan lebih cepat setelah menemukan jejak kaki itu. Tidak lama kemudian, dia mencium bau daging bakar dan berhenti disana. Dia melihat ke sekelilingnya, dan melihat pohon-pohon di sini yang sangat tinggi. Daun-daunnya menutupi langit sehingga hanya sedikit cahaya matahari yang bisa masuk melalui sela-sela daun dan cabang pohon. Walaupun hari masih pagi, rasa dingin yang dirasakan Angele mirip dengan dinginnya malam.

Angele mengambil busur panjangnya dan menarik sebuah panah putih di talinya. Seperti biasa, dia mencelupkan panahnya ke dalam racun untuk memastikan semua tembakannya akan bisa membunuh mangsanya. Walaupun ia memiliki senjata, Angele tetap memfokuskan pikirannya terhadap situasi saat ini dengan seksama.

Jika benar penjahat itu adalah anggota prajurit Kerajaan Saladin, kemungkinan mereka bisa melihatnya dengan mudah. Kerajaan Saladin adalah sebuah negara yang terletak di dalam hutan besar, dan kebanyakan penduduknya adalah pemanah ulung. Hutan bukanlah hal yang asing bagi mereka, jadi mereka adalah petarung yang hebat di tempat ini. Ada kabar yang mengatakan bahwa raja Kerajaan Saladin adalah keturunan peri.

Angele bergerak dengan sangat hati-hati ke arah bau daging itu, dan baunya menjadi semakin kuat. Dia sangat dekat dengan perkemahan mereka.

KRAK!

Tanpa sengaja, Angele menginjak sesuatu.

"Hati-hati! Ada seseorang di sini!" teriak salah satu dari mereka. Angele bisa mengerti apa yang mereka katakan, karena Kerajaan Saladin menggunakan bahasa yang mirip dengan Kerajaan Rudin. Dia tahu bahwa mereka menyadari keberadaannya.

'Sebelas orang musuh di depan.' Zero melapor.

Angele mengamati sekitarnya dan melihat garis-garis biru penanda keberadaan musuhnya. Mereka bergerak mendekatinya dari balik semak belukar dengan pergerakan cepat dan tanpa suara, nyaris seperti ular.

Beberapa dari mereka mencoba menembakkan panah kepada Angele. Panah mereka berwarna hijau yang sama dengan warna hutan di sekelilingnya, karena itulah sangat sulit melihat panah-panah itu. Angele memutuskan untuk melawan, karena ia tidak bisa lari dari tempat itu. Dia menembak satu panah, mengenai salah satu pemanah musuh. Ia bisa mendengar teriakan pemanah tersebut. Kemudian, Angele bersembunyi di balik pohon dan menyiapkan satu panah lagi di busurnya. Dia memutuskan untuk memancing beberapa musuh untuk keluar, jadi ia menendang sebuah batu hingga terlempar ke udara.

Tiga panah hijau menembak batu itu secara bersamaan, dan ketiga panah tersebut menancap ke tanah setelah menabrak batu itu. Kekuatan tembakan panah tersebut mengagetkan Angele. Pasti mereka bukanlah prajurit biasa, karena hanya orang yang telah meningkatkan kekuatan tubuh mereka yang bisa menembak dengan kekuatan dan ketepatan seperti itu. Kemungkinan besar, kekuatan mereka setingkat ksatria.

Angele langsung menembakkan panahnya setelah melihat tiga panah itu menembak batu. Seorang pemanah lain berteriak setelah terkena panah itu.

"Kepung dia!" Seorang pria bersuara berat mulai meneriakkan perintah.

Angele mendengar musuhnya menarik keluar pedang mereka masing-masing. Sepertinya, mereka memutuskan untuk berhenti menyerang dari jauh dan berganti memanfaatkan jumlah mereka. Angele menjadi lebih bersemangat. Ia meletakkan panah dan busurnya di tanah dan menarik keluar panahnya. Walaupun tidak mendengar suara tapak kaki, Angele tahu kalau mereka semakin dekat.

Ting!

Dia menangkis sebuah serangan dari sisi kanannya. Pedang yang mereka gunakan sangat tipis dan ramping, hanya selebar satu jari. Setelah menangkis pedang itu, Angele mendorong pedangnya hingga lawannya kehilangan keseimbangan, lalu ia menyayat leher pria itu.

Kekuatan Angele semakin meningkat setelah memakan banyak rebung bambu. Pedang Dice membuatnya semakin kuat. Setelah membunuh pria itu, dia bergerak ke kiri dan menghindari serangan lain dari belakangnya. Angele mengarahkan ujung pedangnya ke belakang tanpa menoleh, dan pria yang menyerangnya tertusuk tepat di dadanya.

"Harry!" teriak seorang wanita.

Angele menjilat bibirnya dan berlari maju. Kemudian, ia melompat ke arah kiri dan mengayunkan pedangnya ke arah suara itu. Wanita itu dapat menangkis serangannya dua kali, namun dengan mudah dia memenggal kepala wanita itu. Wanita itu tewas seketika.

Analisa chip-nya membantunya untuk melihat semua pergerakan di medan pertarungan itu. Akhirnya, delapan orang yang tersisa, yang semuanya berbaju hijau berhiaskan dedaunan, akhirnya berhasil mengepungnya. Wanita-wanita di kelompok itu semuanya sangat cantik, dan pria-pria itu semuanya tampan. Jika saja mereka bukan dari pihak musuh, Angele mungkin akan merekrut mereka karena dia sangat menyukai orang rupawan.

Walaupun sedang terkepung, tidak terlihat ekspresi takut di wajah Angele. Pertarungan itu membuatnya menyadari bahwa dia jauh lebih cepat dari musuhnya, dan dengan bantuan chip-nya, sangat mudah baginya untuk menghindari semua serangan mereka.

"Angele! Dia adalah Angele Rio! Anak laki-laki Karl Rio!" teriak salah satu wanita dengan marah. Penampilannya terlihat seperti remaja berumur 17 tahun, namun sudah bisa berpartisipasi dalam misi seperti ini.

"Itu tidak mungkin!" Mereka menjadi bingung.

Angele tersenyum dan mulai menikmati sensasi bermain api. Dia berlari ke arah wanita itu, dan dalam kurang dari satu detik, kepala wanita itu telah terpenggal. Darah terciprat ke udara, dan kepala wanita itu terjatuh ke tanah. Dia meninggal dengan wajah terkejut. Mata hijaunya membelalak lebar.

"Bunuh dia! Ya Tuhan! Dia baru saja membunuh Elena!" beberapa pria berlari ke arahnya tanpa kendali.

Angele memiringkan tubuhnya sedikit ke samping untuk menghindari dua pedang yang akan menyerangnya. Ia menangkis serangan dari depan dan menggunakan kekuatan serangan itu untuk membalas. Dia berbalik arah dan mengayunkan pedangnya ke pinggang seorang pria. Pria itu terbelah menjadi dua dan terjatuh ke tanah. Darahnya mengucur membanjiri tanah.

Musuh yang tersisa kaget dengan kecepatan refleksnya. Sebelum membunuh sasaran berikutnya, Angele tiba-tiba menaikkan pedangnya ke atas kepalanya.

TANG!

Angele menangkis sebuah panah hitam, lalu ia terdorong dari tempatnya berdiri.

"Kau akan bertanggungjawab untuk itu!" teriak seorang pria sebelum berlari ke arah Angele. Pria itu mulai menyerang Angele dari beberapa sudut dengan menggunakan pedang ramping hitamnya.

'Seorang ksatria!' Angele berpikir dengan sedikit kaget. Namun, Angele tahu jika mereka bisa lari dari kejaran sang baron, mereka sangat mungkin memiliki ksatria dalam kelompoknya. Angele menenangkan dirinya dengan cepat.

Dia dengan cepat menangkis serangan pria itu dengan pedang crossguard-nya, dan menyadari bahwa kecepatan serangan pria itu lebih cepat darinya. Namun, teknik berpedang pria itu tidak efektif. Terkadang, sepertinya pria itu bisa bergerak lebih cepat, namun ia membuat gerakan lain di luar rencana yang justru membuatnya melambat. Angele menangkis sebuah panah dari sampingnya dan cepat-cepat memeriksa data dari Zero.

'Target tidak dikenal: Kekuatan lebih tinggi dari 2, Kecepatan lebih tinggi dari 3, Stamina lebih kecil dari 2, namun lebih banyak dari 1. Saat ini. dia menggunakan seluruh kemampuannya.' lapor Zero.

Angele segera mundur dan meringkuk, kemudian mengarahkan pedangnya ke atas tanpa menoleh.

"Sudah selesai." kata Angele sembari melompat ke belakang.

Pria itu tetap berdiri di tempat awalnya seperti patung. Lalu, pedang Angele menembus kepalanya dari dagunya. Darah mengucur keluar seperti air.

"Tidak! Master Rica!" beberapa orang berteriak dengan sedih.

'Inilah kekuatan teknik berpedangku.' pikir Angele. Tekniknya dirancang oleh chip-nya, dan itu sama saja dengan melakukan kecurangan karena teknik biasa selalu memiliki kelemahan. Pria setingkat ksatria itu jatuh ke tanah dan tewas.

'Dialah petarung setingkat ksatria pertama yang kubunuh sendiri!' Angele merasa sangat gembira, namun ia tidak tahu mengapa. Dia menggenggam pedangnya dan berlari mendekati sisa orang-orang disana. Setelah suara logam yang saling bertabrakan, mereka semua berteriak dan mati.

Hutan itu kembali sunyi.