Angele tak peduli bahwa gadis itu telah mendengar perkataannya. Ia membuka jendela dan memandang keluar ke arah hujan yang masih menyirami ladang dengan derasnya. Air hujan menetes masuk melalui jendela, hingga membasahi pakaiannya.
Tiba-tiba, terdengar suara nyanyian burung dan kepakan sayap dari arah pintu.
Seekor burung besar seukuran manusia mendarat di depan pintu seraya mengibaskan air hujan dari sayapnya. Burung elang putih itu berjalan perlahan-lahan masuk ke kincir. Matanya berwarna hitam dan terlihat mirip seperti mata manusia. Paruh merahnya bercahaya seperti batu rubi.
Burung itu berjalan masuk dan melihat ke arah manusia-manusia yang sedang berteduh.
"Hujannya sangat deras, jadi aku harus berteduh sejenak di sini. Kuharap kalian tidak keberatan, manusia."
Burung itu berbicara dengan bahasa Anmag. Suaranya berat dan datar seperti suara pria paruh baya.