Setelah Tang En meninggalkan para penggemar dan kembali ke bus, Walker datang dan berkata, "Barusan aku melihatmu dengan Mark Hodge. Apa yang kalian bicarakan?"
Melihat kekhawatiran Walker, Tang En hanya mengangkat bahu. "Tidak banyak. Itu hanya percakapan normal antara manajer dan penggemar. Dia ingin Forest memenangkan pertandingan terakhir, itu saja."
Mendengar ini, Walker tidak mengatakan apa-apa.
"Dan, Des, kurasa kau tak perlu khawatir. Meski kalian semua membencinya, kurasa dia tidak seperti yang kau deskripsikan. Maksudku, dia tak terlihat seperti orang jahat..."
Walker menyela Twain, "Orang jahat tidak selalu terlihat seperti orang jahat. Beberapa diantara mereka adalah orang yang sopan, suami yang baik, dan orang yang baik ketika pikiran mereka sedang jernih. Tapi kalau mereka mabuk, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan mereka lakukan!" Walker melambaikan tangannya dengan berlebihan. "Hodge adalah orang yang seperti itu. Kau pikir dia kelihatan seperti orang baik? Itu hanya karena dia belum mabuk."
Saat Tang En baru akan mengatakan sesuatu, Walker menambahkan, "Dan untuk Mark Hodge, dia lebih sering mabuk daripada sadar."
Di hari latihan pertama setelah kembali dari pertandingan tandang mereka, tidak ada banyak penggemar seperti terakhir kali. Mungkin karena Hodge dan gengnya tidak datang.
Tang En memikirkannya.
Dia belum pernah melihat Hodge dan kelompoknya di lapangan latihan sebelum ini, tapi mereka muncul untuk menghibur dan menyemangati tim setelah mereka kalah dalam salah satu pertandingan penting. Karena itulah, Tang En merasa sulit untuk mengasosiasikan mereka dengan para hooligan sepakbola yang suka berkelahi dengan orang lain dan merusak citra tim.
Meskipun mereka bukan para pria yang sopan dan santun, mereka memberikan kontribusi pada tim, bukan?
Dalam 26 tahun hidupnya, Tang En belum bertemu dengan hooligan sepakbola palsu, apalagi yang asli. Dia kurang memiliki kesadaran tentang mereka dan tidak mengerti mengapa orang-orang di sekitarnya memperlakukan mereka dengan kasar, padahal para hooligan itu tidak terlalu buruk, mereka hanya lebih antusias terhadap tim. Banyak orang mengatakan bahwa kehadiran hooligan sepakbola akan menyebabkan perkelahian berdarah, tetapi sejauh ini dia belum melihat Hodge dan kelompoknya menunjukkan tindakan radikal apapun.
Michael membawa Gavin kecil untuk menonton tim berlatih. Mereka baru saja datang usai menonton George Wood. Ketika tim menyelesaikan latihan mereka dan beristirahat di pinggir lapangan, Tang En berjalan mendekat untuk berbicara dengan Michael dan menggoda Gavin yang menggemaskan.
Saat itulah dia memperhatikan seseorang di samping Michael. Dia Mark Hodge. Mereka berdua sepertinya membicarakan tentang sesuatu, tapi tak lama kemudian keduanya tampak bersitegang. Tang En hanya melihat Michael semarah itu saat pertandingan melawan West Ham United. Kedua pria itu saling memaki dan membuat gestur yang tampak jelas.
Meskipun dia tahu bahwa itu mungkin bukan urusannya, Tang En memutuskan untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Dia masih sangat penasaran tentang kenapa Mark Hodge mencari Michael di Forest Bar malam itu.
"Michael! Kau pikir semuanya baik-baik saja? Perkumpulan telah menurun drastis sejak kau keluar. Kami ingin kau kembali dan memimpin kami..."
"Hodge, aku tak ingin punya urusan denganmu. Naughty Forty adalah milikmu, bukan milikku." seru Michael. "John, Bill dan aku sudah keluar selama 14 tahun. Kita tidak punya hubungan apa-apa lagi. Ini adalah yang terbaik, dan kita tidak akan saling bertemu lagi! Selamat tinggal, Hodge." setelah mengatakan itu, dia baru menarik tangan Gavin dan melangkah pergi.
"Tunggu ... Michael! Apa kau benar-benar akan meninggalkan kami dan meninggalkan perkumpulan?!" Hodge berteriak.
"Kenapa aku mau meninggalkan semua yang kumiliki saat ini? Bagiku, Gavin dan Fiona adalah segalanya." Setelah mengatakan ini, Michael tak ingin lagi berurusan dengan Hodge dan mulai meninggalkan lapangan latihan.
"Para b*jingan Millwall itu sangat kuat kali ini! Kita tidak boleh kalah dari mereka! Apa kau tidak merindukan saat-saat dimana kau dan partnermu berkelahi bersama-sama? Apa kau tak peduli dengan imej dan reputasi perkumpulan kita? Hey!" Tak peduli seberapa kuatnya Hodge berteriak sampai serak, Michael tak pernah berhenti dan menoleh ke belakang.
"B*ngsat!" Hodge berteriak keras ke arah punggung Michael. "Kau benar-benar pengkhianat, kau b*ngsat!"
"Ini sebabnya kenapa kau sangat peduli tentang Forest harus menang atas Millwall?" Hodge terkejut ketika dia mendengar suara ini datang dari samping.
"Tuan Twain…"
Berdiri di dalam pagar, Tang En menatapnya dalam diam.
"Eh ... kau tidak mengerti, Tuan Twain. Ini sangat rumit." Hodge mendadak tak bisa berpikir. Dia sama sekali tidak menyangka manajer itu tiba-tiba muncul di sampingnya. "Millwall adalah salah satu perkumpulan yang memprovokasi kita. Mereka menertawakan tim kita dan perkumpulan kita."
"Lalu kenapa? Timku akan mengalahkan tim mereka, dan mereka akan kelihatan seperti orang idiot."
"Itu memang benar, Tuan Twain. Kau bisa mengalahkan mereka dalam pertandingan, tapi bagaimana denganku?" Hodge menunjuk dirinya sendiri dan berkata, "Aku harus mengalahkan mereka di luar pertandingan. Sebenarnya, kita melakukan hal yang sama. Kau berjuang untuk kehormatan timmu, dan kita melakukan hal yang sama! Cinta kami untuk Forest tak perlu diragukan lagi, dan aku bahkan berani mengatakan bahwa tak ada orang lain yang bisa mendukung Forest lebih dari kami! Dan mencintai Forest lebih dari kami! Kami telah bersorak untuk Forest sejak generasi Brian Clough, dan sudah 24 tahun lamanya! Kami berjuang bersama Forest!" Hodge menjadi semakin bersemangat di setiap ucapannya. Dia membuka lengannya seolah-olah dia mengendalikan seluruh dunia, memantulkan cahaya fanatik di matanya.
Tapi Tang En sama sekali tak tergerak oleh kata-kata ini dan hanya mengangkat bahunya.
"Mungkin itu benar. Dua puluh empat tahun yang lalu ... Aku bahkan sudah lupa apa yang aku lakukan saat itu. Hodge, aku tak peduli dengan apa yang kau rencanakan. Itu urusanmu. Tapi, aku di sini untuk memberitahumu agar berhenti mengganggu Michael. Mungkin dia memang punya hubungan denganmu sebelum ini, tapi itu semua di masa lalu. Michael sangat mencintai putranya dan keluarganya saat ini." Ketika dia mengucapkan kata-kata itu, dia merasa itu adalah ceramah yang buruk.
Hodge mengangguk, "Tentu saja, aku tahu itu. Aku tahu dia mencintai putranya. Tapi..."
"Semua orang punya hak untuk memilih, benar kan?" Tang En menyeringai. "Hormatilah pilihan orang lain."
Setelah mendengar apa yang dikatakan Tang En, Hodge terdiam. Dia menundukkan kepalanya dan terlihat seolah sedang berpikir keras.
"Aku harus kembali sekarang. Selamat tinggal, Tuan Hodge. Aku akan memenangkan pertandingan terakhir, tapi bukan untuk kehormatanmu. Melainkan untuk kehormatanku." Tang En melambai dan kembali ke tim.
Melihat Tang En pergi, Hodge bergumam, "Tidak, itu untuk kehormatan kita, Tuan Twain."