Chereads / Mahakarya Sang Pemenang / Chapter 50 - Legenda Sejati Bagian 2

Chapter 50 - Legenda Sejati Bagian 2

Sinar matahari pukul 3 sore menembus masuk jendela kaca yang besar dan menyinari meja. Lingkaran emas yang melapisi cangkir keramik itu tampak berkilauan dibawah sinar matahari. Kue-kue kering kuning keemasan terlihat seolah mereka dipanggang secara alami dibawah sinar matahari dan baunya sangat harum. Teh hitam dengan gula, di sore yang hangat, dengan orang-orang berkumpul untuk mengobrol adalah waktu minum teh yang menjadi tradisi Inggris.

Nyonya Clough sudah menyelesaikan persiapan dan duduk di samping suaminya. Dia tersenyum dan mendengarkan percakapan para pria itu. Suaminya baru saja menyelesaikan operasi transplantasi hati dan masih dalam tahap pemulihan. Dia merasa lega karena dokter telah mengatakan bahwa operasi itu cukup sukses. Kebiasaannya untuk minum dan merokok di masa mudanya, telah mengancam kesehatannya dan, pada akhirnya, juga mengancam hidupnya.

Kondisinya semakin memburuk setelah dia tak lagi menjadi manajer Nottingham Forest. Ada suatu masa ketika Ny. Clough merasa suaminya bahkan telah kehilangan harapan dan kemauan untuk hidup. Karena itu sangat menyenangkan untuk sesekali melihat suaminya begitu energik.

Walker sedang menceritakan kisah di ruang ganti pemain yang dilakukan oleh Tang En. Clough mulai tertawa ketika Walker mengatakan sekelompok penggemar muncul di dalam ruang ganti dan mengejutkan para pemain dan membuat Bowyer berteriak. Bowyer tampak malu di bawah tawa menggoda Clough.

Tang En sudah menduga bahwa dia akan menjadi subjek pembicaraan untuk acara minum teh. Karenanya, dia tidak mengira Clough akan mengabaikannya setelah dia menertawakan cerita itu. Clough kemudian meminta tiga kolega lamanya itu untuk memberitahunya tentang kehidupan mereka saat ini dan pada saat yang sama mengingat kembali saat-saat mereka berjuang bersama dan hal-hal lucu yang terjadi di ruang ganti pada masa generasi mereka, pula. Tang En, sebagai pendengar, belajar banyak tentang mereka. Bowyer dan Burns adalah dua pemain kunci yang mengikuti Clough ke kejuaraan Liga Champions UEFA dua kali. Bahkan Walker hanyalah seorang junior di hadapan keduanya. Bagaimana dengan Tony Twain ... meskipun posisinya adalah yang paling tinggi di antara keempatnya, dia tidak punya sesuatu untuk dikatakan. Dia tidak punya banyak hal untuk dikatakan karena dia tak memiliki pengetahuan ataupun memori tentang sepakbola di tahun 70-an dan 80-an. Dia hanya bisa menggunakan ini sebagai kesempatan untuk memperbanyak ilmunya.

Kalau dia hanya seorang penggemar sepak bola, dia pasti akan merasa sangat bangga dan senang berada di sana untuk mengobrol dengan mereka. Dia mungkin akan memberikan perhatian penuh, mendengarkan dengan cermat cerita-cerita para pemain dan manajer. Tapi sebagai manajer profesional, ia merasa tertekan.

Pada awalnya, ia berharap dapat menerima pujian dari raja ini dan menjadi sorotan dalam pembicaraan mereka. Dia membayangkan mereka semua memujinya, meyakinkannya, dan memberinya dorongan semangat. Tapi, semua itu tidak terjadi.

Dia mulai merasa terganggu dan jadi lebih sering melihat keluar jendela. Meskipun dia pikir tindakannya ini wajar dan dia menyembunyikannya dengan baik, seseorang masih mengamatinya.

Ketika Walker menghabiskan kue terakhir, Clough berdiri dengan bantuan istrinya. "Kurasa sudah waktunya aku berjalan-jalan dengan anjingku." Sebagai tanggapannya, mereka semua juga ikut berdiri dan mengucapkan selamat tinggal pada Clough dan Mrs. Clough dengan sopan.

Tang En cemberut saat mengucapkan selamat tinggal pada mereka, merasa cukup kecewa. Tak ada yang terjadi sore itu, dan dia merasa bahwa dia telah menyia-nyiakan waktu sorenya yang berharga.

Mereka melambai ke arah Clough yang sedang memegang anjing peliharaannya, Sam, di luar rumahnya, dan kemudian mereka berempat kembali ke Nottingham.

Dalam perjalanan pulang itu, Walker menyadari bahwa suasana hati Twain sedang tidak baik. Dia memutar matanya setelah menduga alasannya.

"Tony, mau mendengarkan cerita?"

"Okay." Jawabannya terdengar sangat tertekan. Dia tampak persis seperti anak kecil yang tidak mendapatkan kemauannya. Walker menahan tawa di bangku belakang.

Burns melihat wajah Walker, dan dia mencoba bertanya padanya apa yang terjadi. Walker memberi isyarat dan diam-diam menunjuk ke arah Twain, dan Burns bisa menebak alasannya.

"Pernahkah kau mendengar tentang Roy Keane?' Walker bertanya.

"Tentu saja aku pernah mendengar tentangnya. Siapa yang tidak? Kapten Manchester United saat ini dan gelandang bertahan terkenal di Liga Utama dan bahkan di seluruh dunia sepakbola."

"Saat Keane memainkan pertandingan pertamanya sebagai pemain Forest, meski kalah dalam pertandingan, penampilannya tidak buruk. Semua orang membicarakan tentang pemuda Irlandia yang mewakili Forest untuk pertama kalinya, dan mereka semua bertanya, "Hei, siapa sih orang itu?"

Twain mengangkat bahu di kursi depan. "Kecuali untuk hasil akhir, itu adalah debut penampilan pertama yang sukses."

"Semua orang berpikir seperti itu, dan Keane juga tak terkecuali. Kemudian di hari berikutnya, sebelum latihan, Keane melihat bos di ruang ganti, dan bos menanyakan namanya ..."

Tang En menyela Walker. "Tak mungkin dia tidak ingat nama pemain yang baru saja dia turunkan untuk pertama kalinya sehari sebelumnya."

"Tentu saja dia ingat, tapi dia tetap bertanya. Keane hanya menjawab dengan tulus, 'Roy'. Setelah itu, apa kau tahu apa yang dilakukan bos?"

"Tidak tahu." Twain menggelengkan kepalanya.

Walker tertawa. "Bos melepaskan sepatu boot kotornya yang penuh lumpur setelah membawa anjingnya berjalan-jalan. Lalu dia berkata pada Keane, 'Roy, bisakah kau membantuku membersihkan ini?' dan tanpa ragu, Roy langsung setuju."

Pada saat itu, Tang En berbalik dan menatap Des Walker, yang tersenyum.

"Ceritamu sudah selesai?"

"Masih ada penutupnya. Pemuda yang membantu bos membersihkan sepatunya sejak saat itu menjadi pemimpin Manchester United dan kapten tim nasional Irlandia."

Twain dan Walker saling berpandangan. Setelah beberapa saat, Twain mengangguk dan berkata, "Aku paham dengan ceritamu. Terima kasih, Des."

"Kau harus berterima kasih pada bos. Kalau kau benar-benar ingin menunjukkan rasa terima kasihmu, kau bisa mentraktirku minum malam ini." Walker menyikut Burns, mengisyaratkan bahwa dia akan mendapat lebih banyak keuntungan.

"Tak masalah. Kau bisa minum sepuasnya!" Setelah memahami niat Clough, suasana hati Tang En menjadi lebih baik, dan suaranya meninggi.

Saat ia melihat jalan yang membentang di depannya, Tang En merasa bahwa apa yang telah ia pelajari sore itu akan sangat bermakna baginya di sepanjang hidupnya. Clough memang mengatakan sesuatu yang sangat penting padanya.

Nak, kau hanyalah seorang pemula yang baru bergabung kurang dari setengah tahun yang lalu, dan tak ada yang peduli padamu. Terlalu dini bagimu untuk merasa sombong dan arogan!

Anjing gembala berwarna keemasan itu melompat-lompat dengan gembira di hadapan si pria tua itu. Anjing itu pergi ke semak-semak dan menakuti beberapa ekor burung. Burung-burung itu berceloteh ramai saat Sam tampak menikmati mengobrak-abrik sarang mereka.

Setelah mengkritik serangan yang dilakukan oleh anjing gembala itu, burung-burung berwarna hijau kekuningan yang indah itu terbang melayang di tepi hutan, terbang melesat di hadapan si pria tua dan kemudian menghilang dari pandangan.

Sam kembali dari semak-semak. Si pria tua itu membungkuk dan menggaruk lehernya. "Kau benar-benar anak nakal. Kau menakuti tamu-tamuku. Burung wagtails... sudah lama aku tidak melihat mereka."

Sam mengerang dan tampak sedih. Si pria tua itu tertawa, menepuk punggungnya dengan kuat. "Baiklah, aku tahu kau tidak sengaja melakukanya. Pergi sana dan teruslah bermain!"

Sam tampak bahagia dan berlari menjauh, dan kemudian si pria tua itu menyusulnya dengan perlahan. Dia memandang melewati Sam, melewati padang rumput, melewati kincir angin tua di tepi sungai, melewati hutan di hadapannya, dan melewati kota yang terlihat redup... melewati semua jalan menuju entah kemana.

Hutan yang kecil itu tampak tersebar di awal musim semi. Daun-daun yang berjatuhan di akhir musim gugur telah lama berubah menjadi tanah. Rerumputan yang hijau dan tampak segar telah tumbuh ditemani tiupan angin. Angin itu membawa bau amis tanah dan juga aroma rumput. Ini adalah bau musim semi.