Saat melihat tombak kapak itu diayunkan ke arahnya, Xing Kai memandang ke arah langit dan berteriak. Aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya, dan seberkas cahaya yang menyilaukan melesat ke atas langit. Aura petarung yang tak berbatas telah menyatu ke dalam tubuhnya seolah-olah seorang Dewa Perang sedang bergejolak di dalamnya. Teriakan itu mengguncang pikiran Yu Sheng dan sedikit mempengaruhi pergerakan tombak kapak miliknya.
Tidak lama kemudian, bayangan dari lonceng-lonceng kuno bermunculan dan melesat ke depan mengikuti gelombang suara tersebut. Semua lonceng itu berubah menjadi aura dalam jumlah besar dan membentuk sebuah penghalang yang kokoh untuk menangkis tombak kapak tersebut.