Seberkas cahaya suci bersinar melintasi seluruh tempat, diikuti oleh sebuah suara gemuruh yang keras. Cahaya dari Penggaris Ilahi itu menembus telapak tangan raksasa yang dikeluarkan oleh sosok dewa tersebut. Seolah-olah ada sebilah pedang yang tak terhentikan telah membelah serangan itu seperti pisau yang menembus mentega.
Teknik Giant Palm of Tianshen telah ditembus oleh Penggaris Ilahi itu dengan disaksikan oleh banyak kultivator. Ketika cahaya suci itu bersinar terang, setiap perlawanan yang diberikan akan menjadi sia-sia. Bahkan telapak tangan raksasa itu pun tidak bisa lolos dari takdirnya untuk dihancurkan.
Penggaris Ilahi itu melayang di atas langit setelah telapak tangan raksasa itu hancur, mengelilingi Ye Futian saat dia berada di udara. Saat Penggaris Ilahi yang ukurannya telah membesar itu masih berada di ketinggian, bayangan penggaris lainnya di udara tetap beresonansi dengannya sebagai titik pusat.