Ye Futian berdiri tegak saat dia memandang Donghuang Diyuan, yang tubuhnya bermandikan cahaya ilahi seperti penguasa dunia ini.
Keduanya sama-sama memiliki aura kaisar dalam diri masing-masing, dan itu bukan hanya warisan dari satu Kaisar Agung. Namun, karena lawan yang dia hadapi adalah Donghuang Diyuan, Ye Futian tidak bisa memiliki keunggulan apa pun atas sang Puteri.
Ucapan Donghuang Diyuan memang benar ketika dia mengatakan bahwa sumber daya yang diperjuangkan oleh Ye Futian dengan nyawanya adalah hal-hal yang sudah menjadi hak Donghuang Diyuan sejak lahir. Namun, dalam menghadapi ujian antara hidup dan mati itu, tekad yang telah dia tempa bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki oleh Donghuang Diyuan.