Di Istana Prince Regent, tepatnya di bawah sebuah pagoda emas raksasa, Ye Futian kini dipenjara di sana.
Di atas pagoda tersebut, kekuatan dari Jalur Agung terus-menerus dikerahkan menuju tubuhnya. Ye Futian tampak duduk di atas tanah, darah mengalir dari sudut mulutnya, dan tirai-tirai cahaya yang menyilaukan mengalir dari atas pagoda itu, yang membuat Ye Futian sulit untuk duduk tegak di tempatnya.
Aura pedang terus mengalir di sekitar tubuhnya, dan tatapan matanya masih terlihat tajam. Dia terus menatap ke depan dengan ekspresi acuh tak acuh.
Banyak kultivator dari Istana Prince Regent berdiri di sana.
Sosok yang berada di bagian terdepan adalah seorang pria paruh baya yang tampak bermartabat dan mengenakan jubah berwarna emas dengan hiasan sulaman ular-ular piton. Keinginan membunuh yang kuat terpancar di matanya, dan dia menatap ke arah Ye Futian dengan dingin.
Dia adalah Li Jing, putra dari Prince Regent sekaligus ayah dari Li Xuan.