Malam pun tiba, dan Ibu Kota Kekaisaran Negeri Yan diterangi dengan cahaya lampion. Kerlap-kerlip lilin yang bersinar, mengusir kegelapan malam yang menyelimuti kota makmur itu.
Dua kereta kuda milik Akademi Angin Semilir perlahan berjalan dari Penginapan Para Dewa, ke pintu gerbang Istana Kekaisaran.
Ketika mereka melewati jalan-jalan, ada banyak pemuda dari berbagai akademi yang belum pulang dan mereka berhenti untuk mengintip rombongan itu. Sebelum Turnamen Pertempuran Roh dimulai, tak ada yang menyangka bahwa Akademi Angin Semilir yang kelihatannya sedang merosot, akan berlaga dengan menakjubkan di Turnamen Pertempuran Roh. Ketenaran Akademi Angin Semilir kini telah menanjak, membuat orang merasa mereka akan mengungguli Akademi Penumpas Naga dan Akademi Bendera Perang, untuk meraih posisi puncak sebagai akademi paling elite.