Mata pemuda itu membelalak lebar seraya dirinya menatap Jun Wu Xie yang perlahan berjalan ke depan untuk menarik undian. Ekspresi di wajah pemuda itu tidak senang sama sekali, melainkan sangat cemas dan hampir menangis!
[Lelucon macam apa ini!]
[Mengapa aku harus bertanding melawan iblis itu!?]
Ketika ia memikirkan kembali hari di perjamuan makan di kediaman Putra Mahkota, di mana dia dan beberapa temannya menantang untuk mencari gara-gara dengan Jun Xie di kebun tetapi akhirnya mereka yang ketakutan hingga kabur tunggang langgang, gambaran kejadian saat itu memberitahu padanya bahwa nasibnya di Turnamen Pertempuran Roh sudah diputuskan saat ini juga!
[Bocah itu memiliki roh hijau demi Tuhan! ROH HIJAU!]
[Apa yang dapat dilakukan seseorang yang memiliki roh jingga seperti dirinya untuk melawan monster itu?]
Ketika itu, apa yang dirasakan pemuda itu hanyalah ingin menangis.