Chereads / Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam / Chapter 41 - Kota Hantu (2)

Chapter 41 - Kota Hantu (2)

Sayangnya, tak ada buku di Ruang Perpustakaan yang cocok untuknya.

Di dunia kultivasi, teknik dan latihan semua berdasarkan pada roh kontraktual yang dimiliki seseorang.

Mereka yang memiliki roh kontraktual berupa senjata dan binatang buas masing-masing memiliki teknik yang berbeda.

Namun, roh kontraktual Jun Wu Xie bahkan tidak termasuk ke dalam dua kategori konvensional ini! Jadi seberapa banyaknya pun ia membaca, seberapa banyak ia menelusuri tiap buku, ia tak dapat menemukan teknik pengembangan energi spiritual yang sesuai untuknya.

Jika ia tak dapat menemukan teknik apa pun, ia tak akan dapat mengembangkan energi spiritualnya.

Di mana ia dapat menemukan teknik pengembangan energi spiritual berwujud flora? Masalah ini membuatnya sakit kepala.

Ia tak memiliki harapan menemukannya di dalam Istana Lin. Sebuah ide melintas di benaknya.

Dalam ingatan tubuh ini, ada sebuah tempat rahasia yang tersembunyi jauh di kedalaman Ibu Kota Kekaisaran ini.

Itu adalah pasar bawah tanah yang pintu masuknya terselip di sebuah sudut yang terpencil di kota ini. Banyak hal langka yang tak dapat ditemukan di mana pun di kota akan ditemukan di sini, tempat itu juga memiliki banyak barang kontroversial untuk dijual.

Satu-satunya perbedaan adalah barang yang dijual tak dapat dibeli dengan uang. Benda itu hanya dapat ditukar dengan sesuatu yang nilainya setara.

Ini adalah sistem barter murni.

Wu Xie yang dahulu telah pergi ke sana ketika ia berkencan dengan Mo Xuan Fei. Ia bahkan tak tahu bahwa tempat seperti itu ada walaupun ia tumbuh dewasa di kota sampai pria itu membawanya ke sana. Ia tak menyukai tempat itu karena gelap dan suram.

Namun, tempat itu hanya satu-satunya tempat yang terpikir olehnya sekarang dan ia perlu pergi ke sana berharap dapat menemukan teknik pengembangan roh spiritual yang sesuai.

Wajahnya begitu terkenal di Ibu Kota Kekaisaran dan ia harus menyamar. Ia mengambil berbagai variasi tumbuh-tumbuhan, menggilingnya menjadi bubuk, mengambil sarinya dan mencampurkannya menjadi sebuah pasta ketika ia mengoleskannya ke wajahnya dan dengan hati-hati membentuk dan mengubah bentuk wajahnya.

Melihat di cermin kini adalah seorang pria muda yang terpelajar. Ia sedikit mencubit dan mengubah fitur wajahnya supaya menjadi lebih maskulin dan berganti pakaian mengenakan sebuah jubah putih.

Sebelum pergi ke pasar bawah tanah, ia perlu mempersiapkan 'mata uang' karena di sana uang perak biasa tidak ada harganya. Hari-hari ini dirinya berada di ruang farmasi membuat berbagai ramuan dan racun serta tetap membantu pemulihan Jun Qing dan Jun Xian. Ia mengambil beberapa botol, menyelipkannya ke dalam jubahnya dan menyelinap keluar dari pintu belakang di kesunyian malam.

Ibu Kota Kekaisaran sangat sepi di malam hari dan walaupun itu adalah pertama kalinya ia keluar dari Istana Lin, ia mengikuti ingatan dari tubuhnya menuju ke pintu masuk pasar bawah tanah.

Ia berhenti di depan sebuah restoran biasa. Itu adalah tempat yang terlihat sederhana, tidak berbeda dengan gedung lain yang berderet di jalanan, duduk di konter adalah seorang pelayan yang bermalas-malasan meletakkan kepalanya di atas meja, ketika melihatnya, ia tak menyapanya dan melanjutkan bermalas-malasan.