"Istana Lin?" Jun Gu mengerutkan kening. Dengan rasa sakit yang menyengat tiba-tiba ditransmisikan ke otaknya, senyum di wajahnya menghilang, dan ada jejak penderitaan yang muncul dari bagian bawah matanya.
Seolah-olah otaknya yang pusing telah dikocok oleh seseorang menggunakan pisau, rasanya sangat menyakitkan.
Kata-kata "Istana Lin" seperti sambaran petir, menyerang otaknya, menerangi gambar-gambar yang telah lama terkubur di bawah ingatannya.
Potongan gambar melintas di benaknya!
Saat berada dalam keadaan linglung, dia sepertinya telah melihat bangunan yang dikenalnya. Di halaman yang tenang, tampaknya ada seorang tua, mengenakan baju besi ringan, menegurnya tentang sesuatu.
Namun, semuanya datang begitu tiba-tiba dan juga menghilang dalam kecepatan yang begitu cepat, sehingga Jun Gu tidak bisa melihat apa pun di tengah rasa sakit yang luar biasa.