Dari apa yang Song Shuhang ingat, Putih Yang Mulia jarang membuat meterai tangan atau membaca mantra semasa menyerang.
Dalam keadaan biasa, Putih Yang Mulia hanya akan memegang Pedang Meteor dan melibas dengan qi pedangnya yang mana sudah memadai untuk berurusan dengan musuh. Dari semasa ke semasa, dia juga akan menggunakan beberapa khazanah ajaib yang aneh untuk menangani musuh-musuhnya.
Tetapi sekarang, ketika berhadapan dengan lembah gunung ini, Senior Putih telah memutuskan untuk memandang serius terhadap perkara ini dan dia juga membaca jampi sambil membuat teknik ajaib ini!
Bersama jampi Senior Putih itu munculnya cincin cahaya yang besar di hadapan orang-orang yang hadir di sana.
Pada saat berikutnya, semua tenaga rohani di sekeliling dituangkan dengan banyak ke dalam cincin cahaya itu.