Chereads / Maharaja Perang Menguasai Langit / Chapter 9 - Tehnik Pedang Dewa Es

Chapter 9 - Tehnik Pedang Dewa Es

Tenik Penguasa Perang sembilan Naga, Wujud Roh Ular !

Duduk bersila di bak mandi, Duan Ling Tian dengan perasaan tenang bersemedi dengan mata terpejam….

Air di dalam bak mandi mulai berputar di sekitar tubuh Duan Ling Tian, menciptakan pusaran air.

Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah bersatu di pusat pusaran air, melebur menjadi satu pada tubuh Duan Ling Tian dan membantunya mengembangkan kekuatan.

Perubahan perlahan terjadi pada tubuh Duan Ling Tian.

Aliran darahnya menguat dan otot-ototnya berdenyut.

"Hua la la~~"

Ketika Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah di dalam bak mandi sepenuhnya diserap, Duan Ling Tian membuka matanya dan keluar dari bak mandi.

"Sepertinya butuh waktu yang cukup lama untukku bisa mencapai ke tingkat kedua Tahap Penempaan Tubuh.

Saat dengan ringan ia mengepalkan tinjunya dan merasakan kekuatan mengalir di tubuhnya, jejak cahaya terang melewati mata Duan Ling Tian.

"Aku harus mencapai tingkat ketiga tahap Penempaan Tubuh sebelum bertarung dengan Li Jie! Jika tidak, bahkan dengan bantuan tulisan pada cincinku, aku akan kehilangan kekuatan di awal pertarungan dengan Li Jie."

Li Jie adalah ahli bela diri tingkat keempat, sehingga kekuatannya memiliki tambahan dua ratus pon. Selain itu, tubuh, tulang dan organ dalamnya telah mengalami banyak perubahan yang menyebabkan ketangguhannya meningkat melampaui tubuh manusia biasa.

Jika Duan Ling Tian tidak mencapai ke tingkat ketiga tahap Penempaan Tubuh dalam satu bulan ini, bahkan jika Li Jie berdiri diam seperti samsak tinju, Duan Ling Tian masih tidak mungkin melukainya walaupun Xing Yi Quan-nya lebih kuat.

Ibarat seorang anak yang baru saja belajar berjalan. Bahkan jika si anak memiliki pemahaman Xing Yi Quan setingkat guru besar, anak tersebut tidak dapat melukai orang dewasa.

Anak-anak dan orang dewasa tidak berada pada tingkat kemampuan yang sama.

Jika kekuatan seseorang bahkan tidak dapat menembus pertahanan lawan, apa gunanya keterampilan dan teknik yang dimiliki?

"Baiklah, aku punya janji dengan Ke Er."

Duan Ling Tian keluar dari kamarnya memikirkan tentang metode pengembangan apa yang akan diberikan kepada Ke Er.

Selain dua jurus kekuatan tertinggi, Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga dan Teknik Reinkarnasi Tiga kehidupan, ada banyak jurus pengembangan lain di dalam ingatan Raja Diraja Bela Diri Reinkarnasi yang dapat dikembangkan pada Tahap Raja Diraja Bela Diri.

Bukannya Duan Ling Tian tak mau mengajarkan Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga pada Ke Er atau bermaksud menyembunyikannya, masalahnya adalah metode penguasaannya itu mengharuskan keganasan dan kegigihan yang terus menerus sepanjang perjalanan hidup, sehingga tidak cocok untuk wanita.

"Aku tahu, metode pengembangan kekuatan ini tidak buruk … Teknik Pedang Dewa Es, jurus kekuatan Raja Diraja Bela Diri dari dua puluh ribu tahun yang lalu. Raja Diraja Bela Diri ini adalah ahli pedang yang tangguh, dan yang paling penting, dia adalah seorang wanita!"

Tidak peduli apakah itu di Bumi tempat kehidupannya yang lalu atau di kehidupannya sekarang di Benua Awan, dalam hal fisik, wanita secara alami lebih lemah daripada pria, ini adalah fakta yang tak terbantahkan.

Di Benua Awan, jika wanita ingin menjadi kuat, dia harus berusaha lebih keras daripada pria!

Raja Diraja Bela Diri Es membangkitkan rasa hormat mendalam pada Duan Ling Tian!

Melalui ingatan Raja Diraja Bela Diri Reinkernasi, Duan Ling Tian mengetahui kalau Raja Diraja Bela Diri Reinkernasi dan Raja Diraja Bela Diri Es pernah bertarung…

Pada pertarungan itu, mereka mempertaruhkan jurus yang mereka kembangkan sendiri. Pada akhirnya Raja Diraja Bela Diri Reinkarrnasi menang, dan begitulah cara dia memperoleh jurus kekuatan Raja Diraja Bela Diri Es.

"Ya, aku akan mengajarkan metode kekuatan ini pada Ke Er."

Ketika Duan Ling Tian akhirnya membuat keputusan, dia sudah tiba di depan kamar tidur Ke Er.

Ia mengetuk perlahan.

Pintu terbuka.

"Tuan Muda."

Gadis muda itu berucap pelan saat melihat Duan Ling Tian, kemudian wajahnya yang belum dewasa dan cantik bersemu merah.

Duan Ling Tian memasuki kamar tidur Ke er dan menutup pintu di belakangnya.

"Ke Er, aku telah memikirkan jurus kekuatan apa yang akan aku ajarkan padamu. Ayo, aku akan ajarkan tahapan Penempaan Tubuh terlebih dahulu. Kau harus mengingatnya dengan benar."

Melihat gadis muda itu tegang karena gugup, Duan Ling Tian tersenyum tipis.

Gadis muda itu mengangguk, mendengarkan dengan seksama.

Tak dipungkiri kalau Ke Er memang seorang gadis muda yang sangat cerdas.

Duan Ling Tian hanya membaca sedikit bagian Penempaan Tubuh dari Teknik Pedang Dewa Es tiga kali sebelum Ke Er bisa sepenuhnya menghafalnya.

Tetapi, masalah pun datang dengan cepat.

"Tuan Muda, aku … Meskipun aku telah menghafalkan jurus kekuatan, aku tidak tahu di mana semua titik akupunturnya, apa yang harus aku lakukan?"

Ke Er menatap Duan Ling Tian penuh semangat dengan ekspresi lembut dan menyentuh.

"Aku ceroboh. Mengapa aku tidak mengajarimu cara mengenali titik-titik akupuntur itu?"

Duan Ling Tian bingung sejenak sebelum menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Baiklah, baiklah."

Ke Er mengangguk penuh semangat.

Dalam hati Ke Er, dia sangat ingin menjadi ahli bela diri. Dalam pikirannya, setelah ia menjadi ahli bela diri, ia akan mampu melindungi orang yang dicintainya seperti tuan muda dan nyonya.

Mengikuti arahan Duan Ling Tian, Ke Er duduk di tempat tidur menghadapnya.

"Ke Er, titik akupuntur Jiu Wei berada tujuh inci di atas pusar… Yaitu di sini."

Duan Ling Tian perlahan mengulurkan tangannya dan menemukan pusarnya melalui pakaian tipisnya. Jarinya bergerak ke atas dan berhenti di titik akupuntur Jiu Wei.

"Ke Er, apakah kau mengingatnya?"

Duan Ling Tian dapat merasakan bagaimana tubuh gadis itu sedikit bergetar.

Dia berpikir betapa peka gadis ini, ia diam-diam tertawa sendiri.

"Ya….Ya, aku ingat."

Wajah gadis muda itu bersemu merah semerah apel dan suaranya sedikit bergetar karena merasa sangat malu.

Duan Ling Tian mengajarinya bagaimana mengenali titik-titik akupuntur satu demi satu.

Saat tangannya perlahan bergerak ke atas, tubuh gadis muda itu semakin bergetar, menyebabkan hati Duan Ling Tian menjadi sedikit gelisah.

Meskipun Ke Er baru lima belas tahun, tubuhnya telah tumbuh dengan baik. Bagi Duan Ling Tian, tidak diragukan lagi itu adalah godaan yang paling besar.

Setelah dia menjadi tentara bayaran di kehidupan terdahulunya, kehidupan Duan Ling Tian dapat digambarkan tidak terkendali. Tentu saja, itu kebanyakan hanya untuk kesenangan. Sebagai tentara bayaran yang terus-menerus di medan perang, ia sadar diri. Ia tahu cinta hanyalah sebuah mimpi, dan ia tak mau membiarkan wanita menjadi titik lemahnya yang dapat digunakan musuh untuk melawannya.

"Ke Er, masih bisa kita lanjutkan?"

Duan Ling Tian bertanya setelah menyadari bahwa gadis itu telah bersimbah keringat.

"Tuan muda, silakan lanjutkan."

Dia berkata dengan yakin.

"Ke Er, ini adalah titik Akupuntur Shan Zhong."

Duan Ling Tian mengangguk, lalu dia mengulurkan jari dan menekan lagi.

Tubuh Ke Er bergetar hebat, seolah tersengat listrik. Dia tak bisa bertahan lebih lama lagi, ia jatuh rebah ke dalam pelukan Duan Ling Tian.

Ketika gadis muda cantik penuh peluh rebah kepadanya, aroma tubuhnya yang lembut masuk ke hidungnya, Duan Ling Tian pun menangkapnya dalam peluknya.

Ketika sosok lembut dan gemulai jatuh kepelukannya, suasana di dalam ruangan itu menjadi lebih menawan dan intim…

Tubuh gadis muda itu bergetar dan dia dengan malu menundukkan kepalanya.

Tanpa sengaja kepalanya membentur sesuatu yang keras, membuat wajah Duan Ling Tian mengkerut. Kemudian dia mengeluarkan suara tercekik.

"Tuan muda, kau … kau baik-baik saja, kan?

Gadis muda itu dengan cepat mengangkat kepalanya, melihat Duan Ling Tian dengan ekspresi panik.

"Aku baik-baik saja."

Duan Ling Tian mengeluarkan geraman rendah dari tenggorokannya.

Gadis muda itu sepertinya telah menyadari sesuatu pada saat itu, jadi dengan malu ia menundukkan kepalanya, tidak berani untuk melihat Duan Ling Tian.

"Ke Er, minta ibuku untuk mengajarimu bagaimana mengenali titik akupuntur yang lain. Aku harus pergi sekarang."

Duan Ling Tian dengan enggan turun dari tempat tidur dan pergi.

"Aku sangat malu sekarang sebenarnya…"

Dia meninggalkan gadis muda yang wajahnya begitu merah sehingga seolah-olah darah akan menetes setiap saat ia berbicara pada dirinya sendiri dengan suara rendah.

Setelah Duan Ling Tian meninggalkan kamar gadis muda itu, dia mengambil napas dalam-dalam. Dia takut tidak akan mampu menahan diri dan melakukan sesuatu yang gila, menurut apa yang orang katakan di kehidupan sebelumnya. Ke Er yang berusia lima belas tahun adalah seorang gadis yang belum beranjak dewasa.

"Tian, mengapa kau keluar dari kamar Ke Er, heh?"

Li Rou, yang baru saja kembali, kebetulan berpapasan dengan Duan Ling Tian dan menyadari kegelisahannya.

"Ibu, ada yang harus kulakukan. Aku akan kembali ke kamarku."

Ketika Duan Ling Tian menyadari tatapan Li Rou, ia tertawa malu dan bergegas kembali ke kamarnya.

Sebagai seseorang yang berpengalaman, Li Rou tak dapat menahan tawa.

Sepertinya putranya sudah dewasa.

Li Rou berjalan dan memasuki kamar Ke Er yang belum ditutup.

"Ke Er, kau…."

Li Rou tepat pada waktunya melihat gadis muda itu duduk di atas tempat tidurnya dengan wajah memerah. Tatapan Li Rou sedikit bercanda.

"Nyonya!"

Melihat Li Rou, gadis muda itu terkejut.

"Nyonya, ini tidak seperti yang anda pikirkan, saya ….Tuan muda….Tuan muda hanya mengajarkanku bagaimana mengenali titik-titik akupuntur."

Dia buru-buru menjelaskan.

"Mengenali titik-titik akupuntur?"

Setelah mendengarnya, tatapan Li Rou menjadi semakin aneh.