Pemuda itu mengenakan jubah merah menyala, berwajah tampan namun jahat. Sepasang matanya gelap dan dalam, dan mata itu berisi pesona yang tak terbatas.
Dia muncul dari udara tipis seperti hantu. Hanya satu kalimat saja sudah cukup untuk membuat ketiga wajah murid Puncak Api berubah seolah-olah mereka menghadapi musuh besar mereka.
"Kakak Seperguruan Hu ... H-Hu Fei." Raut wajah salah satu murid Puncak Api menjadi sangat takut. Sepertinya memang benar tidak ada yang boleh menjelek-jelekkan orang lain di belakang mereka .. Beberapa saat yang lalu, dia masih mengkritik Hu Fei sebagai seorang bajingan yang tidak tahu berterima kasih. Pada saat berikutnya, Hu Fei sendiri tiba-tiba muncul di hadapannya.
"K-Kakak Seperguruan Hu Hui." Dua murid Puncak Api lainnya menjadi agak gugup dan menundukkan kepala mereka. Mereka tidak berani melihat mata Hu Fei sama sekali.