Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 771 - Sebuah Legenda yang Pedih

Chapter 771 - Sebuah Legenda yang Pedih

Pei Yu berbalik dan tersenyum manis kepada Cheron dan Qin Wentian lalu melanjutkan kata-katanya perlahan, "Kita tentu saja menyukai hal-hal yang indah, dan aku sudah lama mendengar tentang Cheron yang terkenal berasal dari Istana Abadi Gerbang Ajaib, tetapi tidak menyangka bahwa kau memiliki sikap yang tanpa beban seperti itu."

Saat gadis itu berkata, Pei Yu melihat ke arah Qin Wentian, "Ah, sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya di penginapan teh."

"Mhm." Qin Wentian mengangguk. Pada saat yang sama, Cheron menjawab, "Salju itu cantik, tetapi gadis di hadapan kami juga cantik. Bolehkah aku tahu nama tuan puteri?"

"Pei Yu." Gadis itu menjawab.

"Oh, kau dari Istana Raja Jiangling?" tanya Cheron. Dengan nama keluarga 'Pei,' hal pertama yang terlintas di benaknya adalah Istana Raja dari Negeri Jiangling. Bagaimanapun, kota Salju Bergerak sendiri adalah salah satu kota utama milik Negeri Jiangling dan perjamuan hari ini juga diselenggarakan oleh Raja Jiangling, Pei Tianyuan sendiri.

"Mhm." Pei Yu menjawab. Qin Wentian sudah tahu hal itu, maka ia tidak merasa aneh.

"Ini saudara Tianwen, kami baru saja berkenalan." Cheron memperkenalkan Qin Wentian hanya untuk melihat Qin Wentian sedang menatap Pei Yu saat ia bertanya dengan rasa penasaran. "Sebelumnya, Nona Pei berbicara tentang penguasa kota Salju Bergerak dan seorang wanita bernama Dewi Giok? Siapa mereka?"

"Hal itu adalah salah satu legenda paling kuno dari kota Salju Bergerak, mari kita bicara sambil berjalan." Pei Yu memperhatikan bahwa masih ada banyak ahli yang datang dan tidak terlalu bagus jika mereka mengambil tempat terlalu banyak saat mereka mengobrol. Cheron dan Qin Wentian melangkah maju saat mereka berempat berjalan bersisian. Pei Yu kemudian melanjutkan, "Legenda ini sudah banyak dilupakan oleh orang-orang karena semua orang hanya tertarik pada rahasia di dalam Sembilan Lonceng Keabadian. Aku hanya tahu sedikit tentang cerita ini karena aku pernah melihat-lihat gulungan kuno di istanaku secara kebetulan."

"Sudah menjadi kabar burung bahwa dahulu kala, tidak ada kota Salju Bergerak dan hanya ada Penginapan Salju Bergerak. Tempat itu adalah tempat di mana Penguasa Salju Bergerak dan Dewi Giok jatuh cinta. Keduanya memiliki ikatan hati satu sama lain dan berbagi minat yang sama, mereka berdua adalah ahli senjata dewa bertingkat tertinggi dan memiliki gairah yang sangat tinggi terhadap keterampilan penempaan senjata dan tak pernah berhenti mencari puncak yang lebih tinggi. Saat itu, Dewi Giok membiarkan Penguasa Salju Bergerak mengejarnya hanya karena penguasa itu telah mengalahkannya dalam hal pencapaian pembuatan senjata, yang pada akhirnya membuat mereka berdua akhirnya menjadi pasangan."

Suara Pei Yu terdengar sangat lembut dan merdu di telinga. Suara semacam ini tampaknya sangat cocok bila sedang menceritakan sebuah legenda kuno.

"Setelah mereka berdua saling jatuh cinta, mereka menjadi saling bergantung satu sama lain dan terus-menerus berdebat dalam hal senjata untuk bertukar petunjuk. Dewi Giok selalu ingin mengalahkan Penguasa Salju Bergerak, tapi tidak pernah berhasil sekali pun. Ada satu ketika di mana Dewi Giok bertanya kepada Penguasa Salju Bergerak apakah dia akan bersedia untuk menempa senjata dewa yang sempurna dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Penguasa Salju Bergerak menganggukkan kepalanya, ia berkata kepada Dewi Giok bahwa tidak apa-apa jika harus mengorbankan nyawanya, tetapi tujuannya melakukan hal itu tidak lain adalah demi kekasihnya. Tapi sayangnya, jawaban yang romantis ini tidak membuat Dewi Giok bahagia karena ia menemukan dalam hatinya bahwa Penguasa Salju Bergerak itu telah menempatkan dunia penempaan senjata pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kekasihnya sendiri. Tentu saja, arti pentingnya dunia penempaan senjata di hatinya juga berada pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Penguasa Salju Bergerak itu sendiri. 

"Dewi Giok merasa tidak nyaman di hatinya. Dan suatu hari dia mengatakan kepada Penguasa Salju Bergerak bahwa ia ingin menempa sebuah konsep Senjata Dewa yang belum pernah ada yang pernah melihatnya sejak awal zaman. Wanita itu ingin menempa seluruh kota yang terdiri dari Senjata Dewa. Namun, Penguasa Salju Bergerak merasa bahwa itu akan terlalu merepotkan. Terlepas dari itu, Dewi Giok mengatakan kepadanya bahwa kota ini hanya akan memiliki mereka berdua di dalamnya dan akan menjadi rumah mereka. Akibatnya, Penguasa Salju Bergerak berkeliaran di alam abadi yang luas, mengumpulkan harta dan materi yang tak terbayangkan untuk digunakan untuk menempa. Perjalanannya ini berlangsung selama puluhan ribu tahun. 

"Penguasa Salju Bergerak dan Dewi Giok memulai proses penempaan, mereka ingin menciptakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal zaman. Keduanya menggunakan harta dan bahan langka yang dikumpulkan selama puluhan ribu tahun dalam proses penyempurnaan dan penempaan, yang berlangsung lebih dari seribu tahun, hingga akhirnya berhasil ketika bentuk yang mereka hasilkan berbentuk kota. Ketika mereka bersukacita, seorang ahli beladiri yang sangat tangguh mendatangi mereka dan menuntut agar bisa membeli kota yang baru saja didirikan. Keduanya tentu saja menolak yang menyebabkan pertempuran besar di antara mereka, meskipun mereka akhirnya mengalahkan ahli bela diri itu, mereka menderita luka-luka sesudahnya. Tapi apa yang paling tidak dapat diterima Dewi Giok adalah bahwa bahkan setelah mereka menyelesaikan penempaan kota Senjata Dewa, mereka tetap tidak dapat melepaskan kekuatan sesuai dengan keinginan hati mereka yang bereaksi secara spontan dalam panasnya pertempuran. 

"Dewi Giok berada di ambang kehancuran, tubuhnya dipenuhi dengan luka-luka akibat pertempuran dan pikirannya terbebani oleh ciptaan yang tidak sempurna. Dia bertanya pada Penguasa Salju Bergerak sekali lagi apakah ia bersedia mengorbankan nyawanya untuk menciptakan Senjata Dewa abadi yang benar-benar sempurna yang belum pernah ada sebelumnya. Jawabannya masih sama dengan sebelumnya, dia hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama dengannya. Sejak saat itu dan seterusnya, Dewi Giok tidak lagi peduli tentang Penguasa Salju Bergerak dan menginginkannya untuk meninggalkan kota yang telah mereka tempa bersama. Penguasa Salju Bergerak hanya bisa menghela nafas dan menyetujui keinginannya dan pergi untuk jangka waktu tertentu. Dia hanya kembali setelah ia berubah pikiran, tetapi tidak ada yang tahu bahwa kembalinya ini akan merupakan perjalanan kembalinya yang terakhir, dan itu adalah perpisahan yang sangat kejam. Ketika Penguasa Salju Bergerak pulang kembali, dia hanya melihat sesosok mayat yang sedingin es tergeletak di tanah beserta sebuah surat yang ditinggalkan oleh Dewi Giok. "Jika kau benar-benar mencintaiku, mengapa kau tidak mau mengorbankan diri untuk menyelesaikannya, menciptakan kota yang sempurna dan bergabung dengan aku di sini untuk selamanya?"

"Dewi Giok, sama seperti apa yang ia tulis dalam surat itu. Dia telah mengorbankan hidupnya untuk mencari puncak penempaan senjata tetapi dia masih tetap gagal pada akhirnya. Sebelum dia meninggal, tampaknya dia masih dipenuhi dengan ketidakpuasan menyangkut kota Salju Bergerak. Ketika dia mencapai tingkat di mana dia memandang pembuatan senjata pada tingkat yang lebih tinggi daripada kehidupannya sendiri. Meskipun demikian, Penguasa Salju Bergerak gagal melakukannya. 

"Setelah melihat surat terakhirnya, rambut Penguasa Salju Bergerak memutih dalam rentang satu malam. Ia duduk di sana di samping jasad wanita itu di kota ciptaan mereka tanpa bergerak selama tiga tahun.

"Tiga tahun kemudian, dia berdiri dan mengubur Dewi Giok, lalu akhirnya mengorbankan nyawanya untuk menyelesaikan proses penciptaan, menyempurnakan suatu ketidaksempurnaan. Hingga sedalam itulah kedalaman kasih sayangnya.

"Penguasa Salju Bergerak menggunakan darah dan dagingnya sendiri dan memasukkannya ke dalam kota Salju Bergerak. Sedangkan untuk jiwanya, dia memasukkannya ke dalam Sembilan Lonceng Keabadian. Kota yang kau lihat sekarang dibangun oleh darah dagingnya sendiri. Setiap kali dia merindukan Dewi Giok, kesembilan lonceng akan berbunyi sebagai penandanya. Dia ingin kota Salju Bergerak melayang dengan salju setiap saat untuk selamanya. Masing-masing dan setiap kepingan salju akan menjadi air matanya untuk cinta mereka. 

"Penguasa Salju Bergerak mencapai keinginan terakhir Dewi Giok, ia menggunakan esensi hidupnya untuk menempa Senjata Dewa peringkat abadi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam bentuk kota. Namun, itu bukan karena ia melihat puncak dunia pembuatan senjata sebagai sesuatu hal yang lebih tinggi daripada nyawanya, melainkan, itu hanya untuk memenuhi janji yang ia buat sebelumnya kepada Dewi Giok bertahun-tahun yang lalu. Hanya karena wanita itu maka ia bersedia melepaskan nyawanya dan menggunakan saripatinya untuk menempa kota ini/senjata dewa. Tujuannya bukan untuk membuat senjata pemusnah massal, melainkan, karena itu dilengkapi dengan saripati dan jiwanya, dia bisa tetap berada di sini selamanya di dalam kota Salju Bergerak, menyertai jasad Dewi Giok."

Suara Pei Yu merambat seperti kepingan salju yang melayang saat menyelesaikan cerita itu. Cheron dan Qin Wentian keduanya linglung setelah mendengar kisah ini. Betapa kisah cinta legendaris yang pedih.

Menggunakan darah dan ototnya, menggabungkan keduanya ke dalam kota untuk melindungi jasad kekasihnya.

Menggunakan jiwanya, memasukkannya ke dalam Sembilan Lonceng Keabadian sehingga setiap kali ia merindukan Dewi Giok, lonceng akan mengisi udara.

Setiap serpihan salju yang jatuh dari langit tidak lain adalah air matanya.

"Apakah legenda ini nyata?" Cheron menghela nafas dalam-dalam. Kecepatan gerakan mereka sangat lambat, karena mereka masih tenggelam dalam kisah cinta yang mengharukan ini.

"Aku juga tidak tahu. Saat ini, warga kota ini hanya peduli tentang rahasia dalam Sembilan Lonceng Keabadian. Bagaimana mereka masih ingat cerita antara Penguasa Salju Bergerak dan Dewi Giok?" Pei Yu memaksakan tawa, tetapi sedikit luka terlihat di matanya. Dia hanya tahu cerita ini setelah menjelajahi banyak gulungan kuno. Oleh karena itu, setelah mempelajari kisah yang indah, dia jatuh cinta dengan kota Salju Bergerak dan secara pribadi datang ke sini untuk melihat sendiri tempat di mana Penguasa Salju Bergerak dan Dewi Giok jatuh cinta, serta produk bersama dari ciptaan mereka.

"Aku pikir, itu pastilah nyata." Qin Wentian bergumam, tenggelam dalam perenungan. Ketika ia menyebabkan Sembilan Lonceng Keabadian itu bergema, ia ingat melihat pemandangan buram seseorang yang menghancurkan sebuah kota. Rasanya seperti dia melihat sosok dalam adegan itu mengulurkan tangannya, membiarkan kepingan salju jatuh ke atasnya ketika dia membenamkan dirinya ke dalam kesepian atmosfer.

Jika legenda yang Pei Yu katakan kepada mereka adalah nyata, tangan yang terulur yang sepi itu seharusnya adalah tangan Penguasa Salju Bergerak.

"Apakah kau mempercayainya juga? Aku juga berpikir bahwa kisah itu nyata." Pei Yu tersenyum manis saat menatap Qin Wentian. "Perputaran waktu, tidak ada yang bertahan selamanya. Sekarang lonceng itu berdentang sekali lagi, aku bertanya-tanya apakah itu karena Penguasa Salju Bergerak merindukan Dewi Giok. Aku benar-benar berharap bahwa akan ada seseorang yang bisa mengungkap rahasia di balik kota Salju Bergerak dan bisa memberitahu padaku dengan pasti apakah legenda pedih itu nyata."

"Bahkan jika kisah itu nyata, akan ada beberapa penyimpangan. Kota yang mereka tempa bersama mungkin bukan kota Salju Bergerak yang sama seperti sekarang. Mungkin, kota hari ini jauh lebih besar daripada yang mereka tempa bersama sebelumnya." Cheron tertawa. Dia juga seorang ahli pembuat senjata, dan memiliki obsesi yang kuat untuk mencapai puncak. Jauh di dalam hatinya, ia benar-benar mengagumi Dewi Giok karena mampu mempersembahkan nyawanya demi dunia pembuatan senjata.

Tentu saja, ia lebih mengagumi Penguasa Salju Bergerak. Lelaki itu tidak menyia-nyiakan nyawanya karena dunia penempaan senjata, tapi mengapa ia melakukannya adalah karena cinta yang ia miliki pada seorang wanita yang bernama Dewi Giok.

"Mungkin." Pei Yu berbisik. Ketika mereka berbicara, mereka tiba di puncak Penginapan Salju Bergerak dan telah melewati semua tangga. Di depan mereka adalah menara indah yang terbuat dari es, dan di daerah yang luas di sekitar situ, jamuan makanan lezat telah disiapkan. Banyak juga yang sudah datang.

Sekarang mereka berdiri di tempat yang sangat tinggi, jika seseorang melihat lebih jauh, mereka masih bisa melihat gunung es buatan manusia menghiasi bentang alam yang dibangun dengan sangat halus sehingga mereka tampak seperti karya para Dewa. Itu terlalu indah.

"Ini adalah tempat yang dikabarkan menjadi kediaman Penguasa Salju Bergerak dan Dewi Giok dan tidak pernah berubah sejak saat itu. Tapi sekarang, menara ini telah menjadi istana penguasa kota Salju Bergerak saat ini." Pei Yu menjelaskan.

Wajar jika perjamuan diadakan di kediaman penguasa kota Salju Bergerak karena diselenggarakan oleh Negeri Jiangling. Bagaimanapun, penguasa kota Salju Bergerak adalah bawahan Raja Jiangling.

Ketika Cheron muncul, banyak tatapan terpaku padanya. Lagi pula, di antara mereka yang datang ke kota Salju Bergerak, Cheron bisa dianggap salah satu di antara yang sangat terkenal. Sebuah sosok pilihan dari Istana Abadi Gerbang Ajaib, statusnya di antara orang-orang itu benar-benar berada di puncak.

Setelah mengamati Cheron, tatapan orang-orang tanpa sadar beralih kepada orang-orang yang ada di sisinya. Qin Wentian, Pei Yu, dan pelayan perempuan Pei Yu.

Ketika ia melihat Pei Yu, mata Pei Tianyuan berkedip dengan senyum lembut ketika berkata, "Pei Yu, mengapa kau berada di sini bersama dengan Cheron?"

"Kami bertemu secara kebetulan di perjalanan menuju sini, dan sekarang sudah berkenalan." Pei Yu membungkuk lalu menjawab. Cheron juga tersenyum, "Yang Mulia, aku dan Nona Pei Yu adalah teman. Dia pasti seseorang yang berasal dari klan Anda, kan? Dia sangat cantik dan luar biasa."

"Haha, terima kasih banyak atas pujian keponakan lelaki yang mulia. Silakan duduk, karena kau dan Pei Yu sudah berteman, kalian duduk bersama saja." Pei Tianyuan tertawa karena hubungan Pei Yu dan Cheron tampaknya cukup baik. Karakter seperti apa Pei Tianyuan? Dia tentu saja ingin memanfaatkan keadaan ini, dan akan lebih baik jika hubungan mereka berkembang menadi lebih dekat sehingga ia akan dapat memiliki koneksi ke Istana Abadi Gerbang Ajaib melalui Cheron.