Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 712 - Air Mata Terindah

Chapter 712 - Air Mata Terindah

Semua orang di sekitarnya menatap Qing`er dan Qin Wentian. Hubungan mereka jelas dekat, namun sepertinya ada jarak. Bagaimanapun juga, sebagian besar orang tahu bahwa istri Qin Wentian adalah Perawan Suci Lembah Ramuan, Mo Qingcheng.

Tetapi yang membuat mereka semua terkejut adalah nampaknya gadis ini mengenal orang-orang yang turun dari istana abadi itu. Siapa dia sebenarnya?

Ada juga beberapa ahli dari Sekte Suci Kerajaan yang mengenali Qing`er. Gadis ini tidak lain adalah gadis yang mengancam mereka di Sekte Suci Kerajaan sebelumnya. Dan ketika mereka melihat tatapannya yang dingin, mereka langsung mengingat kata-kata yang dikatakannya dengan hati tergetar.

Apakah itu memang kata-kata penuh kesombongan?

Gadis misterius ini, jika dia benar-benar ingin meruntuhkan Sekte Suci Kerajaan sampai rata dengan tanah, bukankah dia memang mampu melakukannya?

Saat memikirkan ini, hati mereka menjadi dingin dan tatapan mereka yang terarah pada Qin Wentian dipenuhi dengan kerumitan. Pemuda yang memancarkan keagungan yang tak tertandingi dalam generasinya ini, pesona apa yang sebenarnya ia miliki? Mengapa para wanita yang berada di sampingnya begitu luar biasa?

Mo Qingcheng dari Lembah Penguasa Ramuan, Lin Xian`er dari Sekte Bidadari Surga dan saat ini, mereka menyadari bahwa Qing`er yang misterius ini mungkin adalah seseorang dari alam abadi.

"Putri Qing`er, saatnya kita pergi." Pada saat ini, suara Dongsheng Ting terdengar sayup-sayup. Qing`er tidak berbalik. Mata indahnya masih menatap Qin Wentian. Setelah itu dia bergumam, "Aku akan ...."

Dan pada saat Qing`er berbicara, embusan angin bertiup kencang. Di samping Qin Wentian, siluet lain yang menakjubkan muncul, menyebabkan banyak orang di kerumunan menatap dengan takjub.

Dengan adanya tiga gadis yang saat ini berdiri di samping Qin Wentian, tidak satu pun dari mereka bisa mengalihkan pandangan. Mata mereka yang menatap Qin Wentian, tidak tahu lagi apakah emosi yang terpancar di dalamnya iri atau cemburu.

Bahkan untuk karakter seperti Dongsheng Ting, ia juga terpana dengan kecantikan ketiga gadis itu. Hatinya sedikit tergerak ketika ia melirik Qin Wentian.

Adapun Zai Xuan, ia sudah benar-benar mati rasa karena kaget.

Aura Qing`er menyerupai teratai salju, memiliki kecantikan surgawi yang luar biasa. Mo Qingcheng tampak bersinar dengan cahaya suci, seperti orang suci seolah-olah ia merupakan perwujudan dari kepolosan. Keindahan rapuh Lin Xian`er yang menggetarkan jiwa, menyebabkan hati pria di sekitarnya mekar dengan keinginan untuk melindunginya.

Segala sesuatu di bawah langit tampak redup ketika ketiga wanita ini berdiri bersama, dan mereka bertiga berdiri di samping Qin Wentian.

Lu Ziyan yang menonton di pagar sudah benar-benar membeku. Awalnya, sikapnya ketika dia datang ke dunia ini sangat tinggi hati dan perkasa. Tetapi saat ini, harga dirinya benar-benar hancur. Bukan karena perbedaan kekuatan, tetapi lebih karena penampilan. Harga dirinya telah benar-benar hancur berantakan, jika dia berdiri di samping salah satu dari tiga gadis itu, tidak ada satu pun pria yang akan meliriknya.

Dia hanya akan menjadi udara tipis, dan hanya bisa digunakan sebagai penegas akan keindahan para gadis ini.

Ketika Mo Qingcheng muncul, Qing'er meliriknya sekilas. Mustahil untuk melihat emosi dari tatapannya yang dingin itu.

Namun, Qin Wentian tersenyum pada Mo Qingcheng dan berkata, "Kau sudah datang."

"Mhm." Mo Qingcheng menggenggam tangan Qin Wentian. Tangan mungilnya yang hangat dan lembut memberinya kekuatan. Tapi dari sudut pandang orang lain, tampaknya Mo Qingcheng berusaha memamerkan kepemilikannya, menyatakan bahwa dia adalah istri Qin Wentian.

"Aku pergi." Suara merdu Qing`er bergumam, mengucapkan selamat tinggal pada Qin Wentian.

"Mhm." Qin Wentian mengangguk, mengerahkan sedikit kekuatan untuk menggenggam tangan Mo Qingcheng.

Setelah itu, Qing`er berbalik dan perlahan naik ke udara. Kecepatannya sangat lambat, sangat jelas bahwa dia merasakan keengganan yang luar biasa.

Lelaki tua itu dan Dongsheng Ting dan yang lainnya ada di kiri dan kanan Qing`er. Gadis fana yang disebut sebagai 'Putri' ini, mungkin adalah seorang putri yang sebenarnya berasal dari alam abadi.

Mata Qin Wentian terpaku pada punggung Qing`er yang semakin menjauh. Ia menarik napas dalam-dalam saat hatinya bergetar hebat, seolah-olah ia baru saja kehilangan sesuatu. Dan saat ini, sebuah suara lembut terdengar di udara.

"Qing`er benar-benar memperlakukanmu dengan sangat baik."

Itu adalah suara Mo Qingcheng, sangat halus, dan ia berbicara dengan nada yang sangat lembut.

"Pada saat-saat ketika kau menghadapi bahaya terbesar, dia selalu muncul di sisimu. Dia seperti ksatria berbaju besi, diam-diam melindungimu dari balik bayang-bayang. Bahkan kau sendiri tidak tahu berapa banyak tepatnya yang telah dia lakukan untukmu." Mo Qingcheng perlahan melanjutkan, suaranya sama seperti sebelumnya, sangat pelan tapi Qin Wentian bisa mendengarnya dengan jelas. Tubuhnya tanpa sadar gemetar saat ia mengalihkan pandangannya ke wajah Mo Qingcheng yang sempurna.

Bahkan Lin Xian`er sangat terguncang. Dia menatap Mo Qingcheng dengan keheranan, seolah-olah dia tidak mau percaya bahwa Mo Qingcheng benar-benar akan mengatakan kata-kata semacam itu pada saat seperti itu.

Begitu juga dengan Qin Wentian, ia tidak pernah menyangka.

Pada saat ini, Mo Qingcheng juga menatap Qin Wentian. Senyum lembut menghiasi wajahnya ketika dia berbicara, "Guru telah memberitahuku beberapa hal secara pribadi. Wentian, hal-hal yang telah dilakukan Qing'er untukmu adalah hal-hal yang tidak akan pernah bisa aku lakukan. Di masa lalu, tanpa aku di sisimu, Qing'er lah yang selalu menjagamu. Dia selalu muncul pada saat-saat kau sangat membutuhkan bantuan."

Sinar matahari jatuh ke wajah Mo Qingcheng yang sempurna. Senyumnya sangat indah, sangat bersinar.

"Jadi, aku tidak ingin ini menjadi sesuatu yang akan menjadi penyesalanmu. Demikian pula, aku juga tidak ingin Qing`er pergi dari sini dengan penyesalan di hatinya. Apa yang kau lakukan? Cepat kejar dia! Paling tidak, katakan padanya untuk menunggumu."

Di mata Lin Xian`er, senyum Mo Qingcheng tampak agak konyol. Tapi senyum cerah itu, suara lembut itu, benar-benar menyebabkan mata Qin Wentian memerah karena emosi. Ia gemetar saat mengulurkan tangannya, menyentuh wajah Mo Qingcheng dengan lembut dan melihat air mata juga mengalir dari matanya. Meski begitu, dia masih tersenyum padanya.

"Kenapa kau begitu konyol …?" Qin Wentian dengan lembut menyeka air mata di wajah Mo Qingcheng.

"Paling tidak, cintaku padamu tidak akan terlalu egois. Kalau aku juga bisa melakukan apa yang dilakukan Qing`er, aku tidak menyesal." Mo Qingcheng masih tersenyum dalam air mata. "Aku tidak ingin kau memiliki batu di hatimu, aku tidak ingin kau menyesali ini di masa depan. Dan ... aku tidak ingin cintaku padamu menjadi belenggu yang mengikatmu. Maafkan aku jika aku cemburu, sebagai seorang wanita ini tidak bisa dihindari. Tapi aku lebih suka aku sendiri cemburu daripada melihatmu patah hati."

"Cepat pergi dan kejar dia. Qing`er adalah wanita yang luar biasa, dia melakukan begitu banyak hal untukmu, kau tidak boleh membiarkannya pergi begitu saja." Mo Qingcheng meremas tangan Qin Wentian dengan erat sebelum melepaskannya. Meski berurai air mata, senyum di matanya membuat tetes-tetes air mata yang berkilau itu tampak begitu indah. Hal ini sangat membekas bagi Qin Wentian, dan selamanya terukir di benaknya.

Qin Wentian tiba-tiba melangkah maju, memeluk Mo Qingcheng dengan erat. Setelah beberapa saat, ia melepaskannya dan bergegas naik ke langit, mengejar Qing`er.

Mo Qingcheng masih tersenyum saat dia melihat siluet Qin Wentian melesat di langit. Tangannya menyeka air mata dari sudut matanya dan tetesan air mata itu tampaknya menjadi hal yang paling indah dan paling tulus di dunia saat ini.

"Qing`er!" Qin Wentian memanggil. Siluet sempurna yang perlahan-lahan melayang di langit berhenti, dia menghentikan langkahnya dan berbalik, dan melihat Qin Wentian bergegas menuju ke arahnya.

Seketika, Qin Wentian sudah muncul di hadapan Qing'er.

Qing`er menatap Qin Wentian dengan bibir bergetar, namun dia tidak tahu harus berkata apa.

"Qing'er, bisakah aku memelukmu?" Mata Qin Wentian bersinar dengan senyum secerah matahari, seolah-olah ia ingin mencairkan salju dari sang teratai salju.

Tubuh Qing`er berguncang, matanya yang indah tanpa sadar berkedip-kedip dan ekspresi malu-malu terlihat di wajahnya. Tapi setelah itu, dia mengangguk ringan dan tangannya menarik-narik ujung bajunya dengan gugup, "Iya ...."

Qin Wentian tersenyum. Ia mendekat dan merentangkan kedua tangannya, merengkuh tubuh lembut Qing`er ke dalam pelukannya. Ia memeluknya dengan sangat erat, tubuh halus Qing`er bergetar pelan tapi dia segera kembali tenang seperti sebelumnya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan kedua tangannya, tetapi akhirnya, dia meletakkannya di bahu Qin Wentian. Saat ini, dia hanya merasakan sinar cerah dan hangat di hatinya.

Sepertinya Qin Wentian menggunakan pelukannya untuk melelehkan Qing'er. Setelah waktu yang sangat lama Qin Wentian baru melonggarkan pelukannya, tetapi tangannya masih melingkari pinggang Qing`er yang ramping. Keduanya saling bertatapan dan jarak di antara mereka begitu dekat. Saat ini wajah gadis cantik yang mirip dengan teratai salju itu sedikit merona merah. Dan entah mengapa, itu membuatnya tampak lebih memikat daripada sebelumnya.

Tiba-tiba, Qin Wentian menggerakkan kepalanya ke depan. Bibirnya langsung menempel ke bibir lembut Qing`er, saat ia memeluknya sekali lagi.

Qing`er merasakan petir menyambar di benaknya, dia berdiri tertegun, membiarkan Qin Wentian menciumnya sekehendak hatinya. Bulu matanya yang panjang tampak begitu indah, dan pada saat dia menutup matanya, kilau air mata bisa terlihat di dalamnya.

Wajah lelaki tua itu dan Dongsheng Ting yang ada di belakangnya berubah secara drastis. Ketidakberdayaan terlihat jelas di mata lelaki tua itu, namun mata Dongsheng Ting berkilat dingin. Namun, ia tidak bisa menghentikan ini, ia tidak punya hak untuk menghentikan ini.

"Aku pergi sekarang." Dalam pergolakan emosi, Qing`er mendorong Qin Wentian menjauh. Setelah itu, dia berbalik dan melanjutkan jalannya, seolah-olah dia tidak ingin membiarkan Qin Wentian melihat keengganannya, dan melihat air mata mengalir dari wajahnya. Dia khawatir jika dia masih tetap di sini sedikit lebih lama, dia akan memutuskan untuk tidak pernah meninggalkan dunia ini.

"Qing`er, tunggu aku di sana." Suara Qin Wentian melayang dari belakang. Namun, langkah Qing tidak melambat dan dia bahkan mempercepat langkahnya.

"Aku pasti akan menuju ke alam abadi untuk mencarimu. Bahkan jika aku harus menerobos alam satu per satu, bahkan jika aku harus memporak-porandakan sembilan lapis langit. Aku pasti akan menemukanmu. Awan ini tidak dapat menghalangi mataku melihatmu; langit ini tidak akan dapat menghalangi jalanku menemukanmu!" Batu di hati Qin Wentian sepertinya kini telah berubah menjadi air terjun yang mengalir deras. Ia tidak menahan apapun.

Qing`er memiringkan kepalanya, menatap awan dan langit. Air mata sudah sepenuhnya mengalir membasahi wajahnya.