"Dia di sini, Di Shi sudah tiba. Gadis dengan basis kultivasi di tingkat keenam Timba Langit itu bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menghindar dan mati seketika." Dari kejauhan, hati semua orang terpukul ketika melihat cahaya biru yang mendekat. Belum lama ini, mereka sudah menyaksikan seberapa kuat Li Tian. Namun tak disangka mereka memiliki kesempatan untuk melihat Di Shi sekarang. Mengingat temperamen Di Shi, dan bagaimana adik laki-lakinya berada di ambang kematian, bagaimana mungkin ia masih peduli dengan status lawan? Memangnya kenapa jika kau adalah Putra Suci atau Perawan Suci. Kelompok orang-orang ini akan segera berada dalam kondisi yang menyedihkan.
Cahaya biru itu sangat cepat. Meskipun belum sampai pada targetnya, Qin Wentian sudah bisa merasakan tekanan yang menyesakkan mengalir ke arahnya. Aura cahaya biru itu amat buruk dan terasa seolah-olah bisa menghancurkan langit dan membuat Qin Wentian merasakan kekuatan ancamannya.
"Hati-hati!" Mata Mo Qingcheng menegang ketika melihat apa yang terjadi. Ia maju ke depan saat meneriakkan peringatannya kepada Qin Wentian.
Wajah Qin Wentian berubah sedingin es. Ia melangkah maju, ia baru saja selesai melancarkan langkah terakhir Permainan Pedang Tujuh Kehancuran dengan kombinasi dengan ayunan astral nova Pedang Raja-nya, dan menebas menuju sinar cahaya biru itu. Seketika, sebuah kekuatan pedang tanpa batas berpusat di sekitar lawannya saat pedang itu mengoyak udara. Niat pedang yang menyembur terasa cukup tajam untuk menembus apa pun secara langsung.
"Kaaakkk!"
Teriakan seekor burung yang melengking terdengar, qi yang mengerikan keluar dari cahaya biru itu membentuk pusaran air yang kuat dan berkilauan. Serangannya benar-benar melewati dinding qi pedang yang tak terbatas dan langsung memancar menuju astral nova Pedang Raja itu.
Bumm!
Pedang Raja Qin Wentian langsung terlempar ke belakang. Berkas cahaya itu berubah menjadi sebuah cakar raksasa yang tajam saat melayang turun dari udara dengan kekuatan besar dan kecepatan luar biasa, yang bermaksud untuk merenggut Qin Wentian.
Qin Wentian langsung merasa seolah-olah seluruh tubuhnya tidak dapat bergerak. Bayangan seekor burung purba yang ganas muncul di atasnya, menatapnya murka ketika sebuah tekanan mengerikan darinya menelan seluruh ruang. Seolah-olah ia belum pernah bertemu seorang Penguasa Timba Langit tingkat tujuh sebelumnya. Dulu ketika ia bertarung melawan Ye Kongfan, ia jelas merasakan betapa kuatnya seorang Penguasa Timba Langit tingkat tujuh.
Namun, jika Ye Kongfan dibandingkan dengan pria di depannya ini, kekuatan Ye Kongfan mirip dengan nyala lilin yang berkedip-kedip dibandingkan dengan matahari yang bersinar. Perbedaannya terlalu besar.
Ia adalah seorang pendekar yang cukup layak untuk dikatakan sebagai jenius yang mengusai zamannya. Tidak tertandingi di tingkat yang sama, melompati tingkatannya sama mudahnya dengan membalik telapak tangan.
Garis darah Qin Wentian langsung meletus sepenuhnya dengan kekuatan. Ia menebas dengan Pedang Siluman Jingga-nya tanpa suara dan tak terlihat saat tombak itu benar-benar menghilang. Beberapa saat kemudian, ledakan gemuruh terdengar ketika Pedang Siluman Jingga itu langsung berbenturan dengan cahaya biru itu. Kekuatan balik yang menakutkan memaksa Qin Wentian mundur. Tulang lengan yang ia gunakan untuk memegang Tombak Siluman Jingganya bergetar hebat seolah-olah akan hancur ketika gelombang kesakitan yang luar biasa membanjiri dirinya.
Qin Wentian meminjam kekuatan balik ini dan mengerahkan Pergerakan Bintang dan langsung melarikan diri ke belakang. Namun, ia hanya melihat sebuah sosok berwarna biru mengambang di udara memancarkan aura yang tak tertandingi. Mata orang itu berkilau dengan kekuatan tirani, serupa dengan mata seekor burung purba pemangsa, bahkan lebih tajam dari tepi sebuah mata pedang, dan terasa seolah-olah bisa menembus apa saja yang hidup.
Bzzz!
Angin bertiup kencang, Di Shi tidak meneruskan serangannya kepada Qin Wentian. Tetapi langsung menghampiri adiknya, Di Yu. Saat ini Di Yu dipapah oleh seseorang; entah berapa banyak meridian dan saluran arteri di tubuhnya telah hancur. Ia hanya memiliki satu nafas yang tersisa; jika Di Shi datang sedikit lebih lambat, ia pasti sudah mati.
Di Shi mengeluarkan botol berwarna biru dan mengambil sebutir dari dalamnya dan memberikannya kepada Di Yu. Sesaat kemudian, energi murni beredar di seluruh tubuh Di Yu, dan para penonton semua bisa merasakan kekuatan hidupnya naik kembali. Paling tidak, nyawanya telah diselamatkan sekarang. Tetapi ketika mereka memikirkan betapa menyedihkannya keadaan yang dipikul Di Yu hari ini, mereka hanya bisa mendesah tanpa henti.
Di Yu dikenal sebagai tiran di seluruh Wilayah Suci Kerajaan. Bahkan ketika ia tahu orang-orang yang dia temui hari ini berasal dari Lembah Penguasa Ramuan, dia tidak mempedulikannya maka ia berakhir dalam keadaan yang menyedihkan. Para penonton penasaran apakah Di Yu akan menghilangkan cara-cara tiraninya dan mengubah kepribadiannya setelah ia pulih. Lagipula, jika Di Shi tidak tiba di sini tepat pada waktunya, Di Yu pasti sudah mati.
Jika Di Yu mati, bahkan jika Di Shi membantai seluruh musuhnya untuk membalas dendam, tetap saja itu sia-sia bagi yang sudah mati.
Orang berkumpul di tempat itu semakin banyak, mereka menyaksikan pertarungan itu dengan penuh minat. Tatapan Di Shi terbakar dengan amarah. Di Yu menatap saudaranya seraya berucap lemah, "Saudaraku, bantu aku membunuh mereka. Membunuh mereka semua."
"Jangan khawatir, aku akan membalas dendam untukmu," Di Shi menjawab dengan tenang, namun kemurkaan yang amat sangat terdengar dalam suaranya yang tenang. Ia menatap para pengawal lalu memerintahkan, "Lindungi tuan muda dengan baik."
"Baik, Tuan." Pengawal itu menjawab dengan hormat lalu mengungsikan Di Yu. Di Shi kemudian mengambil satu langkah maju dan mengalihkan pandangannya ke arah semua orang saat aura kejam muncul darinya. Tubuhnya memancarkan cahaya biru saat bayangan seekor burung purba muncul di belakangnya. Bayangan itu berbentuk rajawali biru.
Ia menetapkan pandangannya kepada Qin Wentian lalu dengan dingin berkata, "Kau sedang mencari mati."
Seseorang bisa merasakan dengan jelas gelombang kemarahan yang memancar dari Di Shi. Di Wilayah Suci Kerajaan, semua orang tahu bahwa Di Shi sangat menyayangi adiknya yang sama berbakatnya ini. Meskipun lawan-lawan ini luar biasa, dengan Perawan Suci Lembah Penguasa Ramuan berada di antaranya, Di Shi tidak peduli. Sebagai seorang jenius yang menguasai jamannya, tidak perlu diragukan lagi bakatnya dan kekuatan bertarungnya yang luar biasa. Bagaimana mungkin ia menahan diri karena hal-hal seperti status lawannya?
"Hati-hati." Yun Mengyi berbicara dengan suara rendah saat kelompok mereka juga merangsek maju dan berdiri di sebelah Qin Wentian. Mereka semua bisa merasakan betapa perkasanya Di Shi. Sangat mungkin bahwa tidak ada orang di sini yang bisa menahan Di Shi sendirian.
Qin Wentian dengan erat mencengkeram Pedang Siluman Jingga di tangannya. Ini adalah pertama kalinya ia bertarung melawan jenius yang menguasai jamannya, dan basis kultivasi pria ini juga lebih tinggi dua tingkat dari dirinya. Selama bentrokan mereka sebelumnya, ia sudah mengerti bahwa ia tidak bisa mengimbangi bertarung melawan Di Shi. Namun untuk beberapa alasan, niat bertarung yang memancar dari dalam dirinya tidak pernah berhenti.
Jenius yang menguasai zamannya, mereka adalah target yang ia cari. Jauh di dalam tulang dan darahnya, tidak ada rasa takut namun hanya kegembiraan.
"Orang ini ...." Para penonton semua tercengang ketika mereka merasakan niat bertarung memancar dari Qin Wentian. Pemuda ini sudah gila, ia hanya berada di tingkat kelima Timba Langit dan meskipun kekuatan garis darahnya tidak lemah, ia tetap harus melihat dengan jelas siapa lawannya. Lawannya adalah Di Shi! Seorang Jenius yang menguasai zamannya yang bahkan telah berhasil membunuh para Penguasa Timba Langit tingkat sembilan sebelumnya!
Ketenaran Di Shi mencuat ketika berada di tingkat keenam Timba Langit, ia telah dikeroyok oleh para ahli dari sekte yang sangat kuat. Sosok yang terpilih dalam sekte itu masing-masing berada di tingkat tujuh dan kedelapan Timba Langit, namun ketika mereka terlibat dalam pertarungan melawan Di Shi, mereka semua benar-benar disapu bersih. Sejak saat itu, nama Di Shi mengguncang seluruh Wilayah Suci Kerajaan dan ia mendapatkan julukan seorang jenius yang menguasai zamannya.
Terhadap sosok yang menakutkan seperti itu, Qin Wentian tetap memancarkan niat bertarung? Bagaimana mungkin penonton tidak terkejut?
Bzzzz.
Di Shi bergerak, ia tidak membuang waktu dengan kata-kata dan langsung bertindak. Matanya berkilau dengan cahaya yang menakutkan; kecepatannya secepat kilat, jauh lebih cepat daripada Qin Wentian. Sebuah bayangan rajawali biru yang samar muncul di belakangnya, ketika seluruh tubuhnya berubah menjadi seberkas cahaya biru. Telapak tangannya menghantam ke bawah, dan hanya satu serangan sederhana darinya sudah cukup untuk mendorong Qin Wentian ke posisi yang berbahaya dan menyebabkan seluruh tubuhnya diselimuti tekanan yang luar biasa.
"Seni Perubahan Bentuk Siluman!" Qin Wentian mengeluarkan kehendaknya saat fisiknya mengalami perubahan bentuk yang dahsyat. Dia tidak mundur melainkan bergerak maju merangsek ke arah Di Shi. Jika ia mempertimbangkan kecepatan Di Shi, mustahil baginya untuk terus menghindar. Karena itu ia memilih untuk berahdapan secara langsung.
"Mati!" Qin Wentian meraung, Pedang Siluman Jingga-nya melepaskan kekuatan mimpi yang mengerikan yang menyembur langsung ke arah kesadaran lawannya. Namun, pikiran Di Shi seperti dinding besi. Cahaya redup muncul di matanya, keteguhannya tidak tergoyahkan; Taman mimpi Qin Wentian tidak bisa memengaruhinya. Di matanya yang menyorotkan niat membunuh, seolah-olah hanya ada satu kata di sana—kematian.
Cahaya Biru itu menyala ketika cakar burung raksasa itu secara langsung menahan serangan Pedang Siluman Jingga dan menggenggamnya erat-erat di cengkeramannya. Pedang Siluman Jingga adalah senjata dewa yang berfokus pada kekuatan mimpi, tetapi kekuatan Qin Wentian saat ini masih belum dapat sepenuhnya melepaskan potensi tombaknya. Meskipun tombak itu bisa memperkuat kehendak mimpinya sendiri, ia masih belum cukup kuat untuk memengaruhi Di Shi.
Namun meski begitu, mengingat ketajaman tombak ditambah dengan kekuatan Qin Wentian, sebuah serangan biasa darinya saja sudah sangat menakutkan. Siapa sangka bahwa Di Shi dapat dengan mudah menahan serangannya?
Di Shi tersenyum lalu bergerak ke samping. Qin Wentian merasa seluruh lengannya bergetar saat Pedang Siluman Jingganya terlepas secara paksa dan terlempar entah ke mana. Cahaya biru itu berubah menjadi seekor burung menyerang langsung ke arah Qin Wentian. Kekuatannya cukup kuat untuk merobek Qin Wentian menjadi beberapa bagian.
"Beku," Yun Mengyi mendengus dingin saat kehendak Mandatnya turun kepada Di Shi. Namun, kekuatannya tidak bisa sepenuhnya menghentikan serangannya.
"Tebasan Dewa Petir!" Chu Mang dan Ouyang Kuangsheng secara bersamaan melepaskan serangan mereka yang menyebabkan dua bilah pedang guntur raksasa turun dari langit dan menghantam ke arah Di Shi.
Namun, Di Shi bahkan tidak meliriknya. Keduanya hanya berada pada tingkat keempat Timba Langit. Bahkan jika serangan mereka sangat kuat, bagaimana mereka bisa cukup kuat untuk mengancamnya?
Cahaya astral menyala saat Qin Wentian berubah menjadi bayangan samar yang mundur dengan kecepatan eksplosif.
"Kau kira kau bisa pergi ke mana?" Di Shi dingin mendengus. Sebuah tekanan mengerikan kembali mengurung Qin Wentian sepenuhnya. Qin Wentian merasa seolah-olah ia terjebak di dalamnya, bahkan Pergerakan Bintang pun tidak berguna sekarang.
"Hancurkan!" Yuanfu Qin Wentian menggelegak bergejolak saat menusuk satu jari ke depan. Seketika, sebuah semburan qi pedang yang sporadis berkumpul pada ujung jarinya dan berubah seketika menjadi sebuah badai yang melesat ke arah Di Shi dan ingin melahapnya.
Di Shi mengerutkan kening saat melancarkan pukulan telapak tangannya ke bawah. Sejumlah bayangan burung purba yang ganas memekik berang saat mereka menembus qi pedang yang sporadis itu dan menerjang lurus ke tubuh Qin Wentian.
"Jrebb!" Darah memercik di udara dari luka yang muncul di dada Qin Wentian. Pada saat yang sama, ia akhirnya meninggalkan jangkauan serangan Di Shi dan dengan cepat bergerak mundur.
"Sungguh kekuatan tirani, aku tidak bisa bertarung secara langsung dengannya." Niat bertarung Qin Wentian tidak pernah berkurang. Tapi, ia harus mengakui bahwa ia bukan tandingan bagi Di Shi. Seorang jenius yang menguasai zamannya benar-benar kuat, dan bukan karakter yang bisa dibandingkan dengan seseorang seperti Ye Kongfan.
"Kau pasti akan mati di sini hari ini." Di Shi terus merangsek maju, namun saat itu sebuah sinar qi pedang yang cemerlang memotong ruang dan mengarah tepat kepada Di Shi. Di Shi mengangkat telapak tangannya dan menghantamkannya dengan keras lalu bertabrakan langsung dengan sinar qi pedang itu. Namun, ia ternyata gagal. Qi pedang itu membelah telapak tangannya dan meneruskan serangannya menuju Di Shi.
"Mhm?" Alis Di Shi berkedut saat auranya semakin memburuk. Dia melepaskan pukulan telapak tangannya sekali lagi dan membuat cahaya biru yang menyala itu bertabrakan sekali lagi dengan qi pedang itu. Baru saat itulah qi pedang itu menghilang.
Seberkas cahaya mendekat dengan cepat, yang berasal dari depan Di Shi. Seluruh tubuhnya memancarkan niat pedang, membuatnya seolah ia sedemikian rupa menyerupai pedang yang nyata. Meskipun dia tidak bisa dianggap tampan, ia mengeluarkan aura luar biasa yang berisi jejak kebanggaan seorang jenius tertinggi.
"Ji Feixue (Salju Terbang) dari Sekte Pedang Perang." Di Shi memperhatikan sosok yang baru datang itu. Itu adalah pertama kalinya ia bertemu seseorang yang memiliki gelar yang sama dengannya.
"Dia adalah Ji Feixue?" Ekspresi para penonton menjadi goyah.
"Wow, sungguh seru di sini." Dari kejauhan, sebuah tawa terdengar. Para penonton berbalik untuk melihat sebuah sosok dengan kecantikan absolut muncul di sana. Kecantikan wanita ini bahkan bisa dibandingkan dengan Perawan Suci dari Lembah Penguasa Ramuan. Wajah yang menggerakkan jiwa itu mengandung kerapuhan yang lembut yang menyebabkan hati orang-orang bersemi dengan keinginan untuk memeluk melindunginya.
"Lin Xian'er, dia juga ada di sini."
Sosok yang baru datang itu memang Lin Xian'er. Para penonton hanya melihatnya tersenyum pada Qin Wentian saat berkata, "Tuan Qin benar-benar luar biasa, tindakan Anda ternyata membuat tiga orang jenius yang menguasai zamannya muncul di sini."
Saat suaranya memudar, para penonton saling menatap sambil merasa bingung di hati mereka. Tiga jenius yang menguasai zamannya? Selain Di Shi dan Ji Feixue, apakah ada satu lagi?
Bahkan Di Shi dan Ji Feixue mulai saling menatap. Dengan sangat cepat, dari suatu arah tertentu di kejauhan, mereka melihat seorang tokoh berpakaian putih terbang menuju lokasi mereka. Hanya dengan satu tatapan saja sudah cukup untuk mengatakan bahwa orang ini luar biasa. Dia memancarkan sikap yang tak tertandingi dan sangat tampan.
"Angin yang berhembus tidak luar biasa, danau yang tenang membalikkan rembulan. Yi yang menjatuhkan sembilan langit—Gu Liufeng (Angin Berhembus)," gumam Ji Feixue, saat ekspresi kekaguman muncul di wajahnya. Pria ini, di antara delapan jenius yang menguasai jamannya, adalah orang yang paling ia kagumi!
Catatan Penerjemah:
Ji Feixue (季飞雪) - Ji 季 adalah nama keluarga, fei artinya Terbang, Xue berarti salju. → Ji Salju yang Beterbangan
Gu Liufeng (顾流风) - Gu 顾 adalah nama keluarga, Liu 流 artinya mengalir, Feng 风 berarti angin. → Gu Angin Berhembus
Yi menjatuhkan sembilan langit → Yi di sini adalah referensi ke Hou Yi, pemanah legendaris yang menembak jatuh sembilan matahari.