Mata si Gendut mendelik memikirkan bahwa tingkat keenam Paviliun Bintang Langit memiliki seni kultivasi kondisi Yuanfu tingkat tertinggi. Kalau begitu, bagaimana dengan tingkat ketujuh, kedelapan dan kesembilan?
"Kakak seperguruan, apa mungkin di tingkat ketujuh dan seterusnya, ada seni kultivasi Timba Langit serta teknik alami kelas Langit?"
Luo Huan tertawa, "Perguruan Bintang Kekaisaran telah berdiri selama beberapa ribu tahun. Tidak mengejutkan kalau ada seni kultivasi kondisi Timba langit di dalam koleksinya. Tetapi untuk detail spesifik, aku tidak terlalu yakin. Lagipula, aku belum pernah berkunjung ke sana sebelumnya."
Bahkan dengan seni kultivasi tingkat Timba Langit, tidak ada jaminan bahwa seseorang bisa mencapai kondisi Timba Langit hanya dengan melatihnya. Titik kritisnya tetap tergantung pada bakat. Dengan pengalaman yang kaya yang merentang ribuan tahun, memang tidak mengherankan bila Perguruan itu memiliki seni dan teknik pelatihan tingkat Timba Langit.
"Yang lebih penting adalah apakah kau sanggup membayar biaya naik ke tingkat ketujuh?" Luo Huan tersenyum, "Bahkan jika kau tidak bisa masuk dalam peringkat 30 teratas di antara para siswa baru, kau bisa langsung menukar Batu Meteor Yuan untuk menaikkan tingkat Medali Giokmu. Jika kau tidak punya cukup batu meteor, kau dapat mengambil tugas misi yang diberikan oleh Pelataran Kehormatan dengan imbalan untuk meningkatkan nilai medali."
"Misi yang bernilai 1.000 Batu Meteor Yuan lapis kedua, aku tidak berani membayangkan setinggi apa kesulitannya." si Gendut bergumam, "Kupikir perguruan akan memberi Batu Meteor Yuan secara gratis untuk peningkatan kemampuan, ternyata aku keliru...sangat keliru."
"Sekolah memberimu lingkungan terbaik untuk berkultivasi serta membangun suasana kompetitif. Jika kau tidak dapat memperjuangkannya, berarti kau tidak kompeten. Jika setiap siswa bergantung pada perguruan untuk mendapat sumber daya kultivasi, Perguruan Bintang Kekaisaran tidak akan lagi memiliki nama 'Perguruan Bintang Kekaisaran'." Luo Huan tertawa, "Oke, saatnya aku pergi. Nikmati waktu kalian di sini, akan ada banyak kejutan. Dan satu pengingat terakhir: di Belantara Mimpi, dilarang melakukan kontak fisik dengan tubuh dari pendekar lain saat pikiran mereka sedang berada di alam mimpi."
Setelah mengatakan ini, Luo Huan pergi. Ada rasa tidak ingin berpisah di mata si Gendut, tetapi ia tidak berani mengikuti Luo Huan. Jadi akhirnya, ia hanya bisa mengikuti apa yang dilakukan Qin Wentian, dan mulai membersihkan rumah kecil tempat mereka akan tinggal.
"Bisakah kita pergi dan melihat Belantara Mimpi?" Fan Le tersenyum ketika dia bertanya pada Qin Wentian.
"Ayo." Qin Wentian setuju. Ia ingin merasakan pengalaman Belantara Mimpi yang misterius.
Setelah keluar dari rumah, mereka mulai berjalan menuju pintu masuk Belantara Mimpi. Perlahan mereka mulai merasakan rasa kantuk begitu memasuki tempat itu.
"Sungguh hebat! Kekuatan tokoh yang menciptakan taman mimpi ini pasti sudah mencapai puncak kondisi Yuanfu. Kurasa dia memanfaatkan bantuan berbagai susunan dan formasi, di samping kekuatannya sendiri, untuk menciptakan taman mimpi yang dikenal sebagai Belantara Mimpi ini." Qin Wentian menebak-nebak di dalam hatinya ketika melihat beberapa sosok dalam keadaan tertidur, berbaring di bawah pohon-pohon kuno. Ini pasti teman-temannya sesama siswa, yang datang untuk merasakan efek Belantara Mimpi.
"Ada seorang gadis cantik di sana." di sisi lain, si Gendut tidak mau repot-repot memikirkan hal itu terlalu mendalam. Ia telah melirik ke sekelilingnya ketika menemukan seorang gadis muda yang baru saja masuk ke Belantara Mimpi. Ia perlahan duduk di bawah pohon kuno dan jatuh tertidur.
Qin Wentian tidak bisa berkata apa-apa, si Gendut berlari langsung ke arah gadis cantik itu, duduk di sebelahnya, dan menutup matanya. Ini menyebabkan Qin Wentian menyeka lapisan keringat dari alisnya. Si Gendut ini sungguh terlalu ….
Rasa kantuk semakin pekat, Qin Wentian menuju ke samping Fan Le, dan ia juga menutup matanya. Dengan sangat cepat, ia memasuki kondisi tidur.
Di alam mimpi itu, Qin Wentian memperhatikan lingkungannya. Saat ini, ia berada di sebuah kota, dikelilingi oleh beberapa sosok lainnya.
Fan Le dan gadis itu tidak jauh darinya. Karena mereka memasuki alam mimpi dari area yang sama, posisi mereka tidak akan jauh satu sama lain saat mereka masuk ke alam mimpi.
"Hai, namaku Fan Le. Apakah ini pertama kalinya kau memasuki alam mimpi yang diciptakan oleh Belantara Mimpi?" si Gendut bertanya pada gadis itu.
"Tidak, aku sudah pernah ke sini beberapa kali. Namaku Sheena. Sebenarnya, aku pernah bertemu denganmu sebelumnya. Kau sangat mengesankan saat kompetisi penentuan peringkat!" Sheena tersenyum ketika melirik Fan Le. Hari itu, ketika Qin Wentian dan Fan Le membunuh Orfon di Arena, semua siswa baru menyaksikan, membuat banyak siswa baru mengagumi mereka.
"Oh." si Gendut tersenyum malu-malu, "Demi saudaraku, bahkan mati 10,000 kali bukanlah apa-apa. Untungnya, kami berhasil melewati kejadian itu tanpa kecelakaan. Kurasa nasib telah mempertemukan kita hari ini; kau adalah gadis cantik pertama yang kutemui di belantara ini."
Pipi Sheena memerah. Ia merasa malu mendengar kata-kata si Gendut.
"Uhuk, uhuk." Qin Wentian dengan sengaja terbatuk, membubarkan pembicaraan mereka. Sangat penting baginya untuk menyelamatkan gadis-gadis tak berdosa dari cengkeraman si Gendut yang mesum ini.
"Qin Wentian." wajah Sheena menjadi sumringah dan matanya menjadi cerah. Qin Wentian sudah menjadi topik yang paling hangat dibahas di antara para siswa baru. Membunuh Orfon pada hari pertama ia memasuki Perguruan Bintang Kekaisaran dengan jiwa astral di Lapis Langit keempat. Ini belum pernah terjadi, membuatnya menjadi yang pertama meraih prestasi seperti itu dalam sejarah Perguruan Bintang Kekaisaran.
Saat ia memperhatikan ekspresi di wajah Sheena, si Gendut menatap Qin Wentian dengan api cemburu. Berani-beraninya Qin Wentian merusak romansa yang baru akan berkembang antara dirinya dan Sheena!
"Sheena, bisakah kau menjelaskan lebih banyak kepada kami tentang taman mimpi ini?" Qin Wentian terpana dan mengamati sekelilingnya. Mereka yang membentuk jiwa astral tipe mimpi atau mengembangkan teknik mimpi akan mampu membawa orang lain ke alam mimpi mereka. Mereka yang dibawa ke alam mimpi akan tetap mempertahankan niat dan kemauan mereka sendiri. Sama seperti ketika ia mengembangkan Seni Mencetak Mimpi, ia tahu apa yang akan ia lakukan di dalam taman mimpi yang diciptakannya. Persis sama seperti saat ini; semua orang mempertahankan kemauan dan niat mereka, tetapi yang mereka masuki adalah taman mimpi yang diciptakan oleh tokoh yang tangguh.
Ini adalah kekuatan dari dunia mimpi!
"Benar. Kita berada di dalam Kota Ilusi di alam mimpi. Begitu siswa dari empat perguruan besar masuk, mereka akan muncul di dalam Kota Ilusi ini. Karena mimpi tetaplah mimpi, orang bisa melakukan apapun yang mereka inginkan di sini, tanpa batas yang menahan. Karena itu, kota ini sangat kacau. Selalu ada pertempuran berdarah dan pembantaian terus-menerus terjadi, terutama antara empat perguruan besar. Karena mereka berusaha meningkatkan kemampuan tempur mereka, kekerasan akan sering meletus."
Sheena melanjutkan, "Ada juga orang yang bertarung hanya karena suka bertarung. Mereka biasanya berkeliling menantang orang lain. "
"Bagaimana cara kita keluar dari taman mimpi ini?" tanya Qin Wentian. Jika ini adalah alam mimpi yang ia ciptakan, ia bisa keluar sendiri dengan meniatkannya dalam pikiran. Tapi sekarang ia berada di alam mimpi yang diciptakan oleh orang lain, jalan untuk keluar itu tidak akan mudah.
"Apakah kau melihat bangunan yang sangat tinggi itu?" Sheena menunjuk ke sebuah bangunan berbentuk pagoda yang sangat tinggi sehingga tampak menyentuh langit. Di kejauhan sana, ada juga bangunan lain yang serupa.
"Di bawah setiap bangunan itu, ada pintu yang akan membawamu keluar dari taman mimpi." sambil tersenyum, Sheena melanjutkan, "Dan selain menggunakan pintu keluar, mati akan membuatmu untuk keluar dari taman mimpi. Namun, tentu saja, tidak ada yang mau 'mati' untuk bisa keluar."
"Bos, apakah kau ingin pergi dan mencari kakak Luo Huan. Jika iya, kau bisa pergi sekarang? Aku akan menemani Sheena." si Gendut sengaja menyela setelah melihat Sheena memusatkan semua perhatiannya kepada Qin Wentian.
Qin Wentian melirik Si Gendut, yang memberikan kode melalui kedipan mata. Melihat hal itu, Qin Wentian menghela nafas. Benar-benar tak tahu malu.
"Baik, aku akan pergi mencari kakak seperguruan Luo Huan, kalian lanjutkan saja." Qin Wentian memutuskan untuk membantu si Gendut sekali ini dan membalikkan tubuhnya, meninggalkan tempat itu.
Meskipun kota mimpi ini sangat luas, tapi banyak orang yang terlihat berjalan-jalan. Tidak hanya itu, pertarungan bisa terjadi kapan saja.
"Hah?" seketika itu, Qin Wentian mengerutkan alisnya. Perasaannya yang tajam mengatakan bahwa ada seseorang yang sedang mengawasinya.
Qin Wentian berpura-pura tidak tahu dan terus berjalan secara acak sambil diam-diam menuju ke arah salah satu bangunan berbentuk pagoda. Dengan cara itu, jika ada kecelakaan, ia bisa dengan cepat keluar dari Belantara Mimpi.
Pada saat yang sama ketika Qin Wentian merasa sedang dimata-matai, Fan Le juga merasakan hal yang sama. Matanya menyipit sebelum berbalik ke arah Sheena dan berkata, "Sheena, aku minta maaf, aku harus membereskan sesuatu, jadi aku harus kembali dulu. Aku akan menemanimu lain kali."
Kebingungan muncul di wajah Sheena, tapi ia perlahan mengangguk. "Baiklah, tapi lokasi kita saat ini cukup jauh dari pintu keluar. Jika kau ingin kembali, kau harus berjalan ke arah Qin Wentian."
"Aku mengerti." si Gendut menyeringai dan beranjak pergi.
Seketika itu, beberapa sosok muncul dari berbagai sudut. Si Gendut menghentikan langkahnya. Mengetahui bahwa ia telah dikepung, ekspresinya wajahnya menjadi keruh.
"Ksatria." tubuh Sheena gemetar ketika melihat bahwa semua sosok itu mengenakan pakaian yang sama dengan simbol Perkumpulan Ksatria di atasnya. Orang-orang ini berasal dari Perkumpulan Ksatria, dan sepertinya mereka ingin berurusan dengan Fan Le.
"Fan Le, kau harus cepat melarikan diri. Mereka dari Perkumpulan Ksatria," seru Sheena cemas. Fan Le hanya bisa tersenyum pahit. Ia ingin melarikan diri, tetapi semua sosok itu memiliki tingkat kultivasi yang lebih tinggi daripada dirinya, jadi tidak mungkin bisa melarikan diri.
Anggota Perkumpulan Ksatria bergerak semakin dekat saat tombak astral muncul di tangan mereka, memancarkan aura membunuh. Warna kulit wajah Sheena menjadi putih pucat. Mereka ingin membunuh Fan Le.
Jauh di kejauhan, ada banyak orang yang memusatkan perhatian mereka pada lokasi itu. Para siswa dari Perguruan Bintang Kekaisaran semua tahu siapa Fan Le itu, tetapi mereka hanya bisa menggelengkan kepala dan diam-diam menghela nafas dalam hati mereka. Orang ini benar-benar sial.
Angin kencang menghembus saat lebih dari sepuluh orang Perkumpulan Ksatria berlari ke arah Fan Le. Angin kencang yang diakibatkan oleh gerakan mereka begitu kuat sehingga seakan merobek ruang hampa. Dalam situasi ini, si Gendut tahu bahwa ia pasti akan mati. Ia menutup matanya dan bahkan tidak memberikan perlawanan sedikit pun.
"Argh …."
Sebuah suara menyedihkan yang dipenuhi dengan penderitaan yang menyayat hati bergema di udara, menimbulkan rasa takut di hati banyak orang yang. Banyak yang gemetar menyadari apa yang terjadi. Lengan, kaki, dan hampir setiap bagian tubuh Fan Le lainnya telah ditusuk dengan tombak astral. Satu-satunya tempat yang tidak tersentuh adalah jantung dan kepalanya.
Karenanya, si Gendut, yang berharap langsung mati, tetap hidup dalam keadaan setengah mati, merasakan kesakitan yang bahkan lebih buruk daripada kematian.
"Kalian semua adalah kakak seperguruan kami, mengapa kalian semua melakukan ini padanya?" wajah Sheena pucat, benar-benar tanpa darah. Setiap orang dalam kelompok ini adalah pendekar tangguh yang bergabung dalam Perkumpulan Ksatria. Tapi memikirkan mereka akan melakukan hal ini kepada siswa baru ....
"Apakah kau ingin mencoba merasakannya juga?" sepasang mata dingin menatap ke arahnya, Sheena begitu ketakutan sehingga tidak berani bicara.
"Sungguh kejam." para penonton semua terdiam. Perkumpulan Ksatria adalah salah satu dari empat asosiasi terkuat di dalam persekutuan para pelajar, tetapi mereka telah melakukan hal ini kepada siswa baru.
Ini adalah tindakan yang sangat kejam.
"Keparat, apakah ini benar-benar mimpi!?" si Gendut menggertakkan giginya melawan rasa sakit. Darah mengalir deras dari tubuhnya. Dengan mengangkat kepala, ia melihat sesosok berdiri di atap sebuah gedung di dekatnya, mengenakan pakaian Perkumpulan Ksatria.
Anggota Perkumpulan Ksatria itu adalah — Orchon!