Pangeran tetap diam untuk waktu yang lama di penjara.
Ia melirik penjaga dan kemudian berbisik, "Aku perlu tahu siapa kamu atau aku tidak akan bisa mempercayaimu."
"Aku membunuh Pendeta itu, aku tidak akan pernah bisa berada di sisi yang sama dengan Kuil. Hanya itu yang perlu kamu ketahui," Marvin cepat menjawab.
"Apa tujuanmu? Untuk menggulingkan Kuil? Tidak ada ahli dalam pasukan pemberontak!"
Aragon tambah menjadi semakin bimbang.
Pria dalam bayangan itu tampaknya muncul entah dari mana. Ia belum pernah mendengar seseorang seperti ia di seluruh dataran.
"Jika kamu benar-benar ingin tahu, kamu harus menunjukkan itikad baik," kata Marvin. "Jika kamu mau bekerja sama denganku, tidak ada salahnya memberitahu kamu identitasku."
"Kerja sama?" Aragon tersenyum pahit. "Apakah kamu benar-benar berpikir kamu dapat menggulingkan Pangeran Bayangan hanya dengan bantuan beberapa ahli?
"Kenapa tidak?" Marvin bertanya.