Pada saat itu, di danau lava di tengah tingkat kedua Menara Kemunculan Dewa, sekawanan burung aneh baru saja selesai berburu. Mereka menumpuk mangsa yang mereka tangkap bersama. Puluhan burung aneh saling tumpang-tindih sayapnya dan membentuk sebuah lingkaran.
Sekali lagi, mereka memulai ritual aneh mereka. Dan pada saat itu, pemimpin mereka muncul. Ia terbang turun dari "singgasananya" di atas tebing dan berputar-putar di udara beberapa kali sebelum menarik kembali sayapnya dan mendarat di tengah kawanan burung aneh, ketika ia menikmati pemujaan dari para anteknya.
Burung aneh berkaki tiga saat itu tanpa basa-basi langsung mengambil darah jantung dari mangsa yang mati, mengisi secangkir tulang. Tepat saat ia hendak mengambil cangkir tulang untuk terbang kembali ke sarangnya, tiba-tiba ia merasakan ada sesuatu yang janggal.
Darah jantung yang lengket di cangkir tulang beriak membentuk gelombang demi gelombang lingkaran konsentris. Tanah... sedikit bergetar!
