"Oh, baiklah!"
Pemuda manis dan mulus itu segera tersadar dan dengan hati-hati melepaskan pakaian Raja istana. Seketika, lebam yang banyak di kulitnya terlihat di depan mata semua orang, memancarkan aroma yang sangat busuk.
Hati pemuda itu mulai menjadi sedih. Pandangannya menjadi kabur dengan air mata, "Ayah, semuanya salahku. Aku yang menyebabkan ayah menderita."
Pria di tempat tidur itu seperti mendengar suara cemas dari pemuda itu. Alis dan bola matanya bergerak tetapi dia tidak membuka matanya. Kesedihan tertulis di seluruh wajahnya.
Tak perlu dikatakan bahwa pria ini lumayan indah, terutama dua otot di dadanya. Wei Yiyi merasa sangat tergoda untuk menyentuh dada pria itu tapi tentu saja, dengan begitu banyak orang yang ada disini, Wei Yiyi tak bisa mengganggu pria sakit yang indah itu.
"Saat kamu selesai, kamu boleh pergi."
Setelah pemuda itu melepaskan pakaian Raja Istana, Wei Yiyi terbatuk canggung dan berseru.
"Baik."