Suara dari dalam dirinya berhenti beberapa saat sebelum berbicara lagi.
"Gadis kecil, tak peduli cobaan dan kesulitan yang mungkin kamu hadapi dijalanmu nanti, aku akan bersamamu disetiap langkahmu seperti janjiku padamu! Selama aku masih hidup, tak ada satupun orang yang kamu cintai akan mati."
"Zixie..."
Gu Ruoyun merasa tersentuh dan dia tersenyum lembut, "Terima kasih."
"Kenapa harus ada rasa terima kasih diantara kita? Jika kamu sungguh berterima kasih, aku tidak keberatan menerima tubuhmu sebagai ungkapan terimakasih. Lagipula, area yang semestinya membesar harusnya sudah bertumbuh sekarang. Bagaimana kalau kita berbincang tentang kesenangan hidup?"
Nada suara pria itu agak meragukan dan membuat Gu Ruoyun, yang awalnya merasa sangat tersentuh oleh kata-katanya, seketika wajahnya menjadi muram. Dia menghela napas dalam-dalam dan menggertakkan giginya, "Zixie, apakah itu akan membunuhmu jika kamu berhenti mengambil kebebasan dengan tubuhku?"