Sebuah angin kencang bangkit, mengelilingi mereka berdua.
Seketika, kerumunan menyaksikan pedang Suhu Abadi yang jatuh, menusuk dada Gu Ruoyun.
Swush!
Pedang tersebut telah menusuk dada wanita itu, tapi hal yang aneh adalah, saat mata pisau telah menembus Gu Ruoyun, tak ada darah disana.
Seketika, Suhu Abadi menyipitkan matanya dan mengerutkan kening pada sosok yang perlahan menghilang itu.
"Sebuah bayang-tertinggal?"
Kerumunan terkejut. Mereka tak pernah menyangka bahwa wanita yang dadanya baru saja tertusuk oleh pedang Suhu Abadi, bisa menciptakan sebuah bayang-tertinggal.
"Hmm!"
Merasakan hembusan angin yang keras dari belakangnya, Suhu Abadi mendengus dingin sebelum dengan cepat berbalik dan mengangkat pedangnya serta menghalangi serangan dari Gu Ruoyun. Wanita di belakangnya langsung terhuyung ke belakang dan darah segar menetes dari sudut bibirnya.
"Hmm!"