Tetua Mei telah melepaskan semua kepura-puraan akan keramahan dan tidak lagi peduli tentang menyamarkan niatnya.
Lagi pula orang-orang ini akan mati, mengapa aku harus berpura-pura?
Wush!
Tiba-tiba, gelombang energi hitam melesat ke arah Tetua Mei dan mendorongnya beberapa langkah ke belakang. Kemudian suara kejam menimpali dan jantung Tetua Mei membeku.
"Tutup mulutmu kecuali kalau kamu berencana menjadi makanan naga!"
Huwek!
Tetua Mei muntahkan seteguk darah sambil menatap terkejut pada pria berjubah hitam di belakang Gu Ruoyun. Wajahnya benar-benar pucat.
Dia tak bisa memahaminya, mengapa pria ini membela Gu Ruoyun?
Tentu saja, tepat setelah pemikiran ini muncul dalam benak Tetua Mei, dia tak bisa menghentikan diri dari mengeluarkan pertanyaan ini. "Rajaku, mengapa kamu membantu mereka? Jika mereka jatuh, kita akan punya harapan lain! Lagipula, jembatan ini tak bisa menahan kita semua."