Han Sen kembali ke kamarnya, memasukkan monster bergigi tembaga ke dalam kandang dan menaruh kristal hitam di depannya. Si monster melumat kristal hitam itu dengan rakus.
Setelah seharian penuh, Han Sen menyadari beberapa perubahan terjadi pada monster bergigi tembaga. Sebelumnya bulunya berwarna hitam keabu-abuan seperti babi hutan, dan taringnya berwarna perunggu. Sekarang bulunya mulai menampakkan kilau kecoklatan, dan taringnya berwarna lebih terang.
Akan tetapi, ini bukanlah monster mutan bergigi tembaga yang sejati, yang seharusnya terlihat seperti patung perunggu. Walaupun makhluk ini memperlihatkan kilau kecokelatan, tetap masih terlihat cukup berbeda dari yang mutan.
"Sepertinya evolusi dari makhluk primitif ke makhluk mutan prosesnya lebih kompleks daripada dari normal ke primitive, jadi perlu waktu lebih dari sehari." Han Sen bergumam. Setelah lebih dari dua hari, warna perunggunya semakin kentara, tetapi monster bergigi tembaga tampaknya masih tidak berevolusi dalam waktu dekat.
geno points.Han Sen membiarkan si monster berevolusi dengan sendirinya, dan pergi membunuh beberapa makhluk primitive demi uang. Ditambah, dia juga bisa memanfaatkan beberapa poin geno primitif.
Bahkan jika seseorang tidak menggunakan poin geno untuk menyelesaikan evolusi, semakin banyak poin geno yang diperoleh, semakin kuatlah fisiknya. Dan itu berlaku sama untuk poin geno biasa dan mutan.
Jika seseorang mampu melampaui poin geno biasa, primitif, dan mutan, kondisi fisiknya akan jauh melampaui level rata-rata, bahkan tanpa evolusi.
Dengan kristal hitam, tidak akan sulit bagi Han Sen untuk melampaui keempat tipe poin geno. Saat ini, dia ingin melampaui ketiganya sebelum dia focus pada poin geno sakral.
Han Sen meninggalkan ruangannya dan berjalan menuju gudang, merasa sedikit janggal: hari ini jalanan terasa lebih sepi tidak seperti biasanya.
"Apa yang terjadi?" Han Sen berjalan melewati alun-alun dan menemukah lebih sedikit kios dari biasanya. Orang-orang saling berbisik satu sama lain.
Han Sen mendengarkan selama beberapa saat dan mulai menyadari apa yang telah terjadi.
Beberapa hari yang lalu, seseorang telah menemukan makhluk berdarah sakral yang baru dekat Lereng Senja. Sepertinya tiga kelompok dari Gudang Jubah Besi mengetahui hal itu dan berkumpul di lereng, tetapi hasilnya sangat mengerikan: makhluk berdarah sakral bebas berkeliaran sementara banyak orang yang terbunuh.
Hari ini, Qin Xuan, Putra Surgawi dan Pria Petinju telah bersepakat untuk memburu makhluk berdarah sakral bersama-sama. Mereka juga merekrut beberapa penyendiri dan grup yang lebih kecil, membentuk pasukan terbesar di Gudang Jubah Besi dalam beberapa tahun belakangan ini. Ketiga kelompok itu bertekad untuk membunuh makhluk tersebut.
Han Sen tiba-tiba mendapat ide, jadi dia berbalik arah dan berlari keluar kota. Ketika tidak ada siapapun di sekitarnya, dia memanggil jiwa kumbang hitam dan menutupi dirinya dengan jubah pelindung. Setelah berlari selama dua jam, dia pun sampai ke bukit batu barat dari Lereng Senja.
Setelah mendaki sampai ke puncak bukit, Han Sen menoleh ke arah Lereng Senja. Di antara ribuan orang yang bertarung dan berteriak, ada sesosok monster berkepala sapi, bagian tubuh atasnya seperti manusia dan tubuh bawahnya seperti kuda. Monster itu memegang kapak emas dan mencari celah di antara kerumunan orang. Tidak seorang pun mampu menahan serangan buas kapak miliknya.
Han Sen kebetulan melihat si monster mengayunkan kapaknya ke Putra Surgawi, yang bahkan sedang memegang pedang merah darahnya, namun Putra Surgawi tidak berani menangkis kapak itu. Dia menaiki tunggangannya dan melompat beberapa kaki ke belakang.
Grrrahhhh!
Kapak bermata dua si monster mengenai tunggangan jiwa monster yang seperti dinosaurus itu dan membelahnya menjadi dua. Perasaan Putra Surgawi pun hancur. Jiwa monster mutan sangatlah langka, dan nilainya sama dengan pesawat luar angkasa antar-bintang.
"Bagaimana makhluk berdarah sakral bisa sekuat ini?" Han Sen terkejut.
Makhluk berdarah sakral berlari dan membunuh ribuan orang dalam sekejap, dan tidak seorangpun mampu melawan balik. Bahkan orang sekuat Qin Xuan, Putra Surgawi, dan Pria Petinju tidak berani menyerang secara langsung. Walaupun dihantam oleh panah baja dan panah jiwa monster, monster itu tidak terluka sedikitpun. Saat dia mengayunkan kapaknya, tidak satupun orang yang bisa mendekat.
Makhluk yang begitu hebatnya mengubah pandangan Han sen terhadap makhluk berdarah sakral. Kumbang hitam berdarah suci yang dia bunuh terlalu lemah dibanding monster yang satu ini. Makhluk itu hanya sedikit lebih kuat daripada kumbang hitam biasa dan tidak terasa seperti berdarah sakral.
Orang-orang mengharapkan bisa menangkap makhluk berdarah sakral, tapi sekarang kunci utama mereka telah hilang karena tunggangan Putra Surgawi telah dibunuh. Makhluk berdarah sakral menyerang membabi-buta, melambaikan kapak emas bermata duanya dan meninggalkan jeritan, darah, dan mayat di belakangnya. Hanya butuh waktu sebentar untuk keluar dari kepungan dan menuju pegunungan.
Di kaki gunung, dengan sombongnya dia berbalik dan berdiri dengan kaki belakangnya, mengeluarkan suara seperti sapi sebelum berlari ke balik gunung.
"Brengsek! Dia mau melarikan diri!" dengan geram Putra Surgawi memanggil jiwa monster berbentuk elang hijau yang berubah menjadi busur besi hijau ditangannya. Dia lalu memanggil jiwa monster membara berbentuk lebah raksasa bersayap enam sebagai panahnya.
Melihat panah itu, Qin Xuan dan Pria Petinju berseru,"Jiwa monster berdarah sakral lebah bersayap enam!"
Mereka bergabung dengan Putra Surgawi saat memburu lebah bersayap enam berdarah sakral. Putra Surgawi yang meluncurkan serangan terakhir. Mereka tidak menyangka dia begitu beruntung mendapatkan jiwa monsternya.
Kurang dari sepuluh jiwa monster diketahui oleh seluruh penduduk Gudang Jubah Besi, dan banyak yang ditinggalkan oleh orang yang sudah berevolusi dan pergi ke Tempat Suci Dewa Kedua.
"Putra Surgawi, berhenti! Jiwa monster itu hanya bisa dipakai sekali. Kalau kau gagal membunuhnya…" Luo Tianyang berusaha menghentikannya, namun terlambat.
Putra Surgawi telah melepaskan panah jiwa monster berdarah sucinya dengan tarikan penuh. Panah itu berubah menjadi petir merah yang melayang ke arah makhluk berdarah suci.
Duar!
Makhluk berdarah suci merasakan bahaya dan membalikkan tubuhnya. Panah lebah menancap di dadanya dan meledak, mengoyak tubuhnya. Monster Itu pun terjatuh, kehilangan kekuatannya saat organ dalam dan darahnya menyembur keluar.
Beraninya kau membunuh tungganganku? Mana mungkin kubiarkan kau hidup setelah melakukan itu." seru Putra Surgawi angkuh, berdiri bagaikan seorang raja, membuat orang tercengang.
Sementara dia bangga melihat orang-orang terkesan, termasuk Qin Xuan, Putra Surgawi tiba-tiba melihat bayangan hijau meluncur dari langit ke dalam makhluk berdarah sakrall yang sekarat dan mengakhiri hidupnya.
Sosok keemasan pun turun dari bukit batu di dekatnya dan mendekati makhluk berdarah sakral. Sambil mengangkat kapak emas bermata dua di pundaknya, sosok misterius itu berlari ke atas gunung dalam sekejap.
loud."Dollar!" Su Xiaoqiao mengenali jubah emas unik Han Sen seketika dan memanggilnya.