Meng Hao membuka matanya dan menatap kosong pada medali Tuan Tungku itu sejenak saat suara itu memudar dari benaknya. Entah mengapa nada bicara dari suara itu membuatnya tampak bahwa siapa pun yang berbicara tampak sangat akrab dengannya.
Nada itu nampak sebagai salah satu obrolan omong kosong, yang membuat Meng Hao semakin terkejut.
Namun, suara itu jelas milik orang asing; Meng Hao yakin dia belum pernah mendengar suara itu sebelumnya.
Dia mengerutkan kening sesaat, lalu berubah menjadi seberkas cahaya dan melesat ke depan. Sebelum dia terbang sangat jauh, dia tiba-tiba berhenti dan melihat ke arah medali Tuan Tungku. Matanya menyipit sejenak, lalu mulai bersinar. Di dalam cahaya yang bersinar ada sedikit kemarahan.