Kabut darah yang terbentuk dari tubuh Patriark Jiwa Hitam menggunakan darah Esensinya untuk melepaskan jiwa-jiwa yang telah disempurnakannya selama bertahun-tahun Kultivasi. Jumlah jiwa yang tampaknya tak terbatas itu meledak ke langit berbintang, yang kemudian mereka berubah menjadi sebuah topeng besar. Topeng jiwa itu menggeliat, dan jeritan nyaring bisa terdengar, seolah-olah jiwa-jiwa itu ingin mengonsumsi segala hal untuk menghilangkan rasa sakit mereka.
Jeritan yang mereka ucapkan tidak dapat didengar oleh makhluk hidup; mereka adalah jeritan yang lahir dari kematian, dan hanya menghasilkan riak tak terbatas dan tak berbentuk!
Riak-riak itu menyebar melalui langit berbintang seolah-olah di atas permukaan air. Ketika cincin-cincin riak itu mengembang, hukum alam bergetar dan bergerak mundur. Bahkan kehendak Ranah Gunung dan Lautan sepertinya melarikan diri dari daerah yang terkena dampak.