Mendengar ketukan di pintu, Qin Zhi'ai membuka pintu dan melihat Xiaowang. Ia berterima kasih pada Xiaowang dan menerima pakaian yang dibawakannya, tetapi ketika ia hendak menutup pintu kembali, ia berhenti dan bertanya, "Di manakah dia?"
"Maksud anda Tuan Gu?" Xiaowang menolehkan kepalanya dan menunjuk pada pintu tepat di seberang kamar dimana Qin Zhi'ai berada, lalu katanya ,"Ia mungkin berada di ruangan itu…." Xiaowang tampaknya mengerti maksud Qin Zhi'ai, maka ia menambahkan, "Jika anda ingin pulang, ingatlah untuk memberitahu Tuan Gu."
"Baik." Qin Zhi'ai mengangguk sekilas, dan memandang pada pintu itu sejenak, dengan pakaian di tangannya. Lalu ia menutup pintu setelah mengucapkan terima kasih lagi pada Xiaowang.
Setelah mengganti pakaiannya dan mengeringkan rambutnya, Qin Zhi'ai duduk di sofa dan memandang hujan yang perlahan mulai reda. Ia menutup matanya dan menarik napas panjang, seperti ia sudah mengambil sebuah keputusan, ia bangkit dari sofa, mengambil tas tangannya, dan berjalan menuju pintu.
Qin Zhi'ai membuka pintu, dan menggenggam tas tangannya. Setelah memikirkan cukup lama, ia akhirnya bergerak ke pintu di seberang koridor.
Berdiri di depan pintu, Qin Zhi'ai menarik napas panjang lagi beberapa kali, untuk menambah keberaniannya, lalu menekan bel.
Karena dinding ruangan itu kedap suara, Qin Zhi'ai hanya samar-samar mendengar seseorang berkata, "Tunggu sebentar," setelah bel berbunyi beberapa kali. Setelah lebih dari sepuluh detik berlalu, seseorang membuka pintu dengan tiba-tiba.
Sebelum Qin Zhi'ai melihat dengan jelas siapa yang membuka pintu, orang itu berkata ,"Mana bir nya! Tolong bawa lebih banyak alkohol, dan a….."
Lu Bancheng berhenti sebelum ia menyelesaikan kata-katanya, dan memandang Qin Zhi'ai dengan heran. Kemudian ia bergumam," Ternyata dia pergi untuk menjemputmu…"
Suaranya sangat pelan sehingga Qin Zhi'ai tidak dapat mendengar dengan jelas, maka ia bertanya ,"Hmm?"
"Oh!" Lu Bancheng menjawab, tampak seperti ia baru menyadari sesuatu. Kemudian ia tersenyum pada Qin Zhi'ai, berbalik, dan berteriak ke dalam ruangan ,"Kakak Sheng."
Melalui bahu Lu Bancheng, Qin Zhi'ai melihat suasana di dalam ruangan.
Sekelompok orang berada di sana, laki-laki maupun perempuan. Beberapa orang sedang minum, beberapa sedang menyanyi.
Qin Zhi'ai bisa menemukan Gu Yusheng dalam sekali pandangan menyusuri ruang. Ia sedang duduk di sofa, merokok sendirian.
Pada saat ini, tidak sedikit pun amarah tampak pada dirinya, dari kepala sampai ujung kaki. Dengan dua kancing bajunya yang terbuka di bagian dada, tulang selangkanya yang seksi dapat terlihat. Tampak sepertinya Gu Yusheng sedang mendengarkan seseorang berbicara dengan kepalanya sedikit dimiringkan. Ia tersenyum lebar dan berkata, "Omong kosong," pada orang tersebut, sepertinya ia sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Lalu ia mengangkat kepalanya dan meniupkan beberapa cincin asap sambil bercanda.
Dengan suasana kegembiraan seperti ini, Gu Yusheng tampak sama seperti ketika ia masih remaja.
Melihat itu, Qin Zhi'ai tanpa disadari larut dalam kebingungan.
Qin Zhi'ai berpikir Gu Yusheng mungkin adalah satu-satunya orang di dunia yang bisa begitu terhormat dan juga liar.