Chereads / Dahulu, Aku Mencintaimu / Chapter 88 - Lebih Baik Mati Daripada Menyusahkan Semua Orang (8)

Chapter 88 - Lebih Baik Mati Daripada Menyusahkan Semua Orang (8)

Memang benar Gu Yusheng ada di Clubhouse Majestic, tetapi ia tidak sedang bermain Mahjong di sana.

Ia sedang duduk di sofa dekat jendela dengan kaki ditopang, memandang langit yang mendung. Dikelilingi oleh suara-suara dan teriakan-teriakan, ia mengabaikan semua orang dan merokok sendirian.

Sambil mengocok kartu, seseorang menyadari bahwa Gu Yusheng sedang duduk di balkon dan tidak mengucapkan sepatah kata pun dari awal, maka ia pun bertanya,"Tuan Gu, tidak maukah kau main bersama kami?

Ketika ia sudah selesai bertanya, Lu Bancheng menendangnya dari bawah meja, lalu menaruh jarinya di bibir dan sengaja berbicara dengan suara rendah, "Tidakkah kau sadari ia merokok sepanjang sore ini? Sudah pasti perasaannya sedang tidak baik." Mendengar hal itu, lelaki yang tadi mengajak Gu Yusheng bermain mahjong itu menjadi penasaran dan bertanya lagi ,"Ada apa dengan Tuan Gu? Bukankah ia baru saja menandatangani proyek besar tadi pagi? Mengapa ia masih tidak gembira?"

"Aku tidak tahu," Sekarang giliran bermain Lu Bancheng. Ia melempar dadu dan berbisik lagi pada lelaki itu ," Dia sudah dalam suasana hati yang buruk sejak tadi pagi. Kau tak ada di sana tadi pagi saat ia menandatangani proyek itu, keberadaannya di sana tadi terasa seperti untuk berkelahi, bukan diskusi bisnis. Ia melempar kontraknya ke meja begitu saja dan hanya berbicara sedikit saja selama proses berlangsung."

"Apa yang dikatakannya?"

Lu Bancheng memegang kepingan mahjong dan memiringkan kepalanya sedikit sambil berkata "Enam puluh persen dan empat puluh persen, milikku yang enam puluh, anda, yang empat puluh. Tanda tangani jika anda setuju!"

"Keren! Bahkan dengan cara seperti itu pun ia berhasil --" Sebelum lelaki itu menyelesaikan perkataannya, petir tiba-tiba menyambar, dan semua orang di dalam ruangan melihat keluar jendela dengan sangat terkejut. Hujan turun dengan amat sangat deras.

Hanya Gu Yusheng yang tetap di posisi yang sama, duduk di sofa dan merokok.

Pada pukul enam, masih belum ada tanda bahwa hujan akan reda, bahkan hujan menjadi semakin lebat sekarang. Air hujan secara konstan mengalir ke bawah di sepanjang jendela seperti air terjun kecil.

Pada sekitar pukul enam lewat sepuluh menit, seseorang meninggalkan permainan karena ada keperluan pribadi.

Permainan tidak dapat dilanjutkan hanya dengan tiga orang, maka atas desakan dua orang lainnya, Lu Bancheng mencoba mengajak Gu Yusheng," Kakak Sheng, apakah kau mau main dengan kami sebentar?"

Setelah sekitar setengah menit, Gu Yusheng menggeser matanya perlahan dari curahan hujan di luar menuju wajah Lu Bancheng. Ia merokok dan tetap duduk di sofa untuk beberapa saat, kemudian berdiri dan berjalan mendekati meja.

Ada sebuah pesta makan malam diadakan di tempat itu pada pukul tujuh malam, maka tamu-tamu terus berdatangan dari pukul setengah tujuh malam meskipun di luar hujan dan berangin.

Tuan Zhang dari Perusahaan Beiting hadir bersama istrinya. Gu Yusheng sudah pernah bertemu dengan istri Tuan Zhang beberapa kali dan hampir tidak ingat bahwa nama belakangnya adalah Lu, tetapi ketika mereka saling menyapa, Gu Yusheng hanya mengangguk sedikit dan tidak berkata apa pun.

Ketika istri Tuan Zhang melihat Gu Yusheng, ia sedikit terkejut. Ia melihat sekeliling seperti sedang mencari seseorang, tetapi tidak melihat orang yang ia cari, maka ia bertanya dengan bingung, "Apakah Nyonya Gu tidak ikut datang?"

Gu Yusheng tidak mengerti "Nyonya Gu" manakah yang ia bicarakan maka ia melanjutkan mengambil kepingan mahjong dan mengeluarkannya dengan acuh tak acuh dengan rokok di bibirnya.