Mulut Lu Bancheng tetap tertutup sambil menjawab, "Mm."
Saat tubuh Xu Wennuan bergetar, ia melihat ke bawah, menolehkan kepalanya, dan membenamkan kepalanya di lutut. Gemetarannya berhenti, dan lampu-lampu kuning yang hangat di balkon menekankan betapa ia menjadi kurus dan rapuh.
Lu Bancheng mengawasinya dalam diam untuk waktu yang lama sebelum menarik kembali tatapannya. Gagang keran di kamar mandi belum dimatikan dengan kencang, dan setiap tetesan yang didengarnya terasa seperti tetesan air yang mendarat di hatinya dan menyebabkan rasa sakit yang tajam dan menyengat.
...