Ingatan Gu Yusheng telah kembali padanya. Sosok Qin Zhi'ai dalam seragam sekolahnya secara bertahap menjadi lebih jelas di kepalanya. Saat itu, mereka berdua masih muda. Qin Zhi'ai tampak begitu polos dalam ingatannya.
Qin Zhi'ai tertawa begitu keras dan tampak riang saat ia bermain permainan komputer di kafe internet.
Qin Zhi'ai begitu cantiknya duduk di dalam kelas pada sebuah sore hari yang terik, membaca sebuah novel sambil mengunyah permen karet dengan asyik.
Wajah Qin Zhi'ai berubah merah ketika ia tidak tahu bagaimana harus menjawabku.
Qin Zhi'ai, berjongkok dalam hujan deras dengan dua tiket nonton, menangis sangat keras sampai tidak bisa bernapas.
Jadi, ia sangat dekat dengan seorang gadis sehingga ia bisa menariknya ke dalam pelukannya, dan menjadi bagian dari hidup gadis itu jika saja ia mengulurkan tangannya. Tetapi ia tidak mengulurkan tangan dan malah mendorong gadis itu menjauh.
