Ketika hujan semakin deras dan lukanya mulai sakit lagi, kesadaran Gu Yusheng menjadi semakin bingung, dan perlahan-lahan ia kehilangan pandangan akan jalan di depan.
Ia berjuang untuk menjaga semangatnya dan matanya terbuka lebar, berusaha mengawasi orang yang lewat sambil terus melaju.
Ia merasa seperti telah berkemudi satu kilometer, atau mungkin hanya beberapa puluh meter ketika kakinya terasa sangat lemah sehingga ia bahkan tidak bisa menginjak pedal gas.
Napasnya menjadi semakin sulit, dan kelopak matanya terus terkulai. Ia tahu bahwa ia tidak bisa lagi terjaga. Sebelum menjadi tak sadar, dengan kesadaran terakhirnya, ia mengendarai mobil ke sisi jalan, lalu menginjak rem. Mobil berhenti miring, dan ia meletakkan kepalanya di atas kemudi, tidak bergerak.
…
Ketika Gu Yusheng tersadar, suasana masih gelap. Ia membuka matanya, melihat sebuah cahaya redup yang ia kenali.