Chereads / Dahulu, Aku Mencintaimu / Chapter 22 - Bermain-main Denganku? (2)

Chapter 22 - Bermain-main Denganku? (2)

Qin Zhi'ai berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari cengkeraman Zhou Jing, kemudian dengan kesakitan ia menyeretnya keluar dari keramaian orang yang menari.

Zhou Jing merasa belum minum cukup banyak dan menolak untuk pergi. Bagaimanapun, karena ia mabuk, ia kehilangan tenaga dan hanya bisa jatuh tersungkur di belakang Qin Zhi'ai.

Ketika mereka baru saja akan keluar dari keramaian, Zhou Jing tersenggol oleh seseorang dan menabrak punggung Qin Zhi'ai. Saat itu Qin Zhi'ai sedang mengumpulkan tenaganya untuk berjalan maju, maka ketika Zhou Jing menabraknya, seluruh tubuhnya secara tidak sengaja jatuh ke depan ke dalam sebuah pelukan yang kekar.

Qin Zhi'ai mengangkat kepalanya tanpa sadar, dan ketika ia hendak meminta maaf, wajah dingin dan tampan Gu Yusheng muncul tepat di depan matanya. Ia tiba-tiba tesedak dan tidak dapat melanjutkan permohonan maafnya.

Bagi Qin Zhi'ai, tatapan Gu Yusheng itu setajam pedang, yang ingin ia gunakan untuk menusuk Qin Zhi'ai.

Untuk beberapa saat, ia berpikir bahwa Gu Yusheng akan segera mencari keributan dengannya selagi semua orang berada di dalam ruangan.

Qin Zhi'ai merasa sangat takut sampai tiba-tiba ia berhenti bernapas dan tidak bisa bergerak sedikitpun.

Zhou Jing, yang sedang mabuk, tidak menyadari jika suasana menjadi tegang saat itu. Ia cegukan dan bergumam terus menerus, "Xiaokou, menarilah! Menarilah denganku!"

Kesadaran Qin Zhi'ai mulai kembali, ia menyadari jika tatapannya masih kepada dada Yusheng, maka ia mundur beberapa langkah.

Segera setelah Qin Zhi'ai lepas dari sentuhan tubuhnya, ia pun mundur seperti yang Qin Zhi'ai lakukan.

Satu-satunya perbedaan yang ada di antara mereka adalah bahwa Qin Zhi'ai masih berdiri di sana, tetapi Gu Yusheng sudah pergi menjauh.

Setelah peristiwa tabrakan tadi, Qin Zhi'ai semakin ingin menyeret Zhou Jing pergi.

Sambil menyeret Zhou Jing, ia tidak dapat naik ke atas, jadi ketika tidak sengaja ia berpapasan dengan Lu Bancheng, ia membiarkannya mengurus Zhou Jing. Qin Zhi'ai kemudian bertanya padanya di ruang yang manakah tas tangan Zhou Jing ditaruh dan ia segera berlari ke atas,

Tas tangan itu berada di sebuah ruangan yang berada di bagian barat paling jauh dari vila, di lantai dua.

Pintunya setengah tertutup

Dibandingkan dengan keriuhan di lantai bawah, tempat ini luar biasa hening.

Qin Zhi'ai melihat dari celah pintu bahwa tidak ada siapa pun di situ. Di atas sofa berseberangan dengan pintu ada beberapa tas tangan. Ia mengenali Louis Vuitton merah milik Zhou Jing.

Setelah memastikan bahwa ia sudah menemukan ruangan yang tepat, ia mendorong pintu hingga terbuka dan segera berlari masuk ke dalam ruangan.

Ketika sampai di sofa, ia baru menyadari ada seseorang yang sedang duduk di kursi di bagian terdalam dari ruangan itu.

Itu adalah Gu Yusheng, yang baru saja bertabrakan dengannya di lantai bawah.

Ini bisa dikatakan sebuah kebetulan jika saja mereka hanya bertemu satu atau dua kali dalam satu hari, tetapi tiga atau empat pertemuan berturut-turut membuat Qin Zhi'ai saja merasa seperti sebuah takdir, begitu juga dengan Gu Yusheng.

Akan tetapi, ia sudah terlanjur masuk, dan akan terlihat aneh jika ia berbalik.

Qin Zhi'ai mengigit bibirnya, berpura-pura tidak melihatnya. Ia bergegas menuju sofa dan mengambil tas tangan Zhou Jing.