Chereads / Dahulu, Aku Mencintaimu / Chapter 119 - Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (9)

Chapter 119 - Tak Pernah Diingat adalah Hal yang Paling Kejam (9)

Gu Yusheng belum pernah menggunakan pisau itu untuk membuka paket. Gu Yusheng mencoba untuk melakukan gerakannya dengan sangat halus agar Qin Zhi'ai tidak menyadarinya. Benang di dekat ritsleting dengan mudah dipotong oleh Gu Yusheng.

Gu Yusheng khawatir akan ketahuan, maka ia tidak segera berpindah dari pundak Qin Zhi'ai.

Melihat mereka sudah semakin dekat ke tempat tujuan, Gu Yusheng khawatir gaunnya belum cukup rusak. Ia mengambil kesempatan saat Qin Zhi'ai teralihkan perhatiannya, ia pun menusuk bahan gaunnya dengan pisau.

Pesta tersebut diadakan di Clubhouse Peking.

Mobil-mobil berhenti di area parkir bawah tanah. Gu Yusheng masih menutup matanya. Ia tidak keluar dari mobil sampai Xiaowang mengingatkannya," Tuan Gu, Nona Liang ada di sini."

Gu Yusheng membuka matanya perlahan. Ia tidak segera pergi dari pundak Qin Zhi'ai. Sebaliknya, ia malah menyandarkan dirinya pada pundak Qin Zhi'ai dan berpura-pura baru terbangun. Gu Yusheng tampak kebingungan dan berbalik untuk melihat wajah Qin Zhi'ai dari samping.

Untuk membuatnya semakin terlihat nyata, Gu Yusheng dengan sengaja menatap wajah Qin Zhi'ai untuk beberapa saat. Ia berpura-pura baru menyadari bahwa ia tertidur di bahu Qin Zhi'ai. Gu Yusheng bergumam dan meluruskan punggungnya. Ia berpura-pura tidak tahu dan bertanya. "Apakah kita sudah sampai?"

"Ya," Xiaowang menjawab. Ia segera keluar dari mobil dan membuka pintu mobil untuk mereka.

Gu Yusheng keluar dari mobil dengan santai dan berdiri di sampingnya. Ia merapikan dasi yang sudah ia longgarkan sebelum ia melihat kembali pada Qin Zhi'ai, yang mengikutinya dan keluar dari mobil

Benang di dekat ritsleting yang berada di samping Qin Zhi'ai sudah dipotong dan memperlihatkan kulit Qin Zhi'ai yang putih dan halus. Hal itu tampak sangat jelas dan tak senonoh.

Gu Yusheng berhenti memperbaiki dasinya dengan sengaja untuk memandang pinggang Qin Zhi'ai dengan alis berkerut.

Xiaowang menutup pintu mobil dan menyadari bahwa Gu Yusheng belum keluar. Ia melihat pada Gu Yusheng dengan bingung dan melihat ekspresi wajahnya yang aneh. Xiaowang merasa jantungnya berhenti berdetak. Ia mengikuti pandangan Gu Yusheng dan melihat ke arah pinggang Qin Zhi'ai.

Xiaowang mengingatkan Qin Zhi'ai tanpa ragu-ragu," Nona Liang, gaunmu."

"Hah?" Qin Zhi'ai melihat Xiaowang dengan bingung. Ketika Qin Zhi'ai melihatnya menggerakkan matanya dan menunjuk pada pinggangnya, akhirnya Qin Zhi'ai berbalik dan melihat gaunnya.

Qin Zhi'ai sudah memeriksa gaunnya sebelumnya. Gaun ini masih utuh ketika ia mengambilnya. Gaun ini sesuai ukuran badan Liang Doukou, jadi tampak agak longgar pada Qin Zhi'ai. Bagaimana mungkin benang di dekat ritsleting dapat rusak?

Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan memikirkan apa yang terjadi. Ia tiba-tiba menyadari ia sudah datang ke pesta ini bersama Gu Yusheng, tetapi gaunnya malah rusak. Tiba-tiba , Qin Zhi'ai merasa sangat gelisah.

Tanpa disadari Qin Zhi'ai memegang dompetnya dengan erat. Dengan hati-hati ia melihat Gu Yusheng. Ketika ia sedang berpikir bagaimana menjelaskan padanya, Gu Yusheng segera mengencangkan dasinya dan meminta Xiaowang untuk melakukan beberapa hal untuknya."Dapatkah kau membelikan gaun malam yang baru untuknya dan pesankan sebuah kamar hotel agar ia bisa menunggumu di sana?"

"Baik, Tuan Gu." Xiaowang memandu Qin Zhi'ai menuju tangga.

Ketika Xiaowang melewati Gu Yusheng, Gu Yusheng menghentikan Xiaowang dan berbisik ke kupingnya dengan volume suara yang hanya dapat didengar oleh mereka. Ia berbisik "Ingatlah untuk membelikan gaun malam yang lebih sopan dan sederhana. Jangan belikan yang terlalu terbuka, kalau tidak berarti tidak ada bedanya dengan tidak memakai apa-apa?