Gu Yusheng tiba-tiba teringat bagaimana Qin Zhi'ai tidak mau melihatnya, dan bahunya bergetar saat Gu Yusheng memandangnya setelah melakukan hubungan seks itu.
Gu Yusheng bertanya-tanya apakah bagian besar pada seprai yang basah itu berasal dari tangisan Qin Zhi'ai.
Ketika Gu Yushing memikirkan isak tangis Qin Zhi'ai, kepedihan yang menusuk mengejutkannya sekali lagi.
Terasa sangat sakit sampai ia tersentak. Bantal di depannya bernasib sama dengan bantal lainnya, ditendang ke pintu.
Gu Yusheng menghela dua napas panjang sebelum ia terhuyung-huyung turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi dengan kaki telanjang.
Gu Yusheng tidak keluar dari pancuran untuk waktu yang cukup lama.
Ia tidak mengeringkan rambutnya, membiarkan saja air menetes ke wajahnya.
Ia membungkuk dan mengambil rokok dari tempat tidur. Ia memandang makanan yang dibungkus pada meja kopi, kemudian berbalik dan menatapnya sejenak. Tiba-tiba, ia mengangkat kakinya dan menendang meja kopi itu.
Meja kopi itu tertendang beberapa meter. Makanan yang dibungkus pun jatuh keluar dari kantong plastik. Bubur bertumpahan dari wadahnya dan mengotori lantai, menebarkan aroma makanan yang lezat.
Permukaan meja kopi yang keras menyakiti kaki telanjangnya
Ia seperti tidak merasakan sakitnya, hanya melihat pada bubur yang tumpah di lantai. Sebaliknya ia merasakan sakit yang tajam di dalam hatinya.
Apakah ia gila? Ia berpikir bahwa Qin Zhi'ai mungkin belum sempat makan apa pun karena ia baru saja terjebak dalam hujan lebat begitu lama. Gu Yusheng pun meminta sopir untuk membelikan makanan untuk Qin Zhi'ai.
Apa yang terjadi setelah itu? Ketika ia melihat Gu Yusheng, ia malah ingin pergi.Hmmm, Gu Yusheng sudah meminta Qin Zhi'ai untuk menjaga jarak darinya. QIn Zhi'ai sudah melakukan apa yang ia minta, yang seharusnya membuat ia senang. Lalu mengapa ia justru merasa kesal ketika mendengar Qin Zhi'ai ingin pergi? Ia pasti sudah kehilangan akal sehat. Tidak, bukan hanya kehilangan akal sehat, ia pasti sudah gila.
Sayangnya, sepertinya ini bukan pertama kalinya ia kehilangan akal sehat.
Jakun Gu Yusheng bergerak beberapa kali. Ia berjalan menuju balkon dengan sekotak rokok dan duduk di depan jendela, melihat lampu-lampu di luar. Ia memandang dengan rokok di mulutnya dan terlihat seperti anak badung sambil meniup cincin asap. Ia tampak larut dalam kebingungannya sambil merokok.
Sejujurnya, Gu Yusheng tahu ada seseorang bernama Liang Doukou dalam masa lalunya, ia mengetahui hal ini sudah sangat lama.
Ia sudah mengenal Liang Doukou selama dua puluh tahun lebih. Jika ia ditanya apa kesannya tentang Liang Doukou, ia hanya punya dua kata untuk menggambarkannya, menyebalkan dan berisik.
Selain hal itu, ia hampir tidak mengingat hal lainnya tentang Liang Doukou.
Liang Doukou menjadi terkenal setelah debutnya dalam dunia hiburan. Banyak orang menyebutnya sebagai idola baru, wanita paling cantik dalam dunia hiburan selama dua puluh tahun terakhir.
Ketika Gu Yusheng mendengarnya, ia menutup matanya dan berpikir keras bagaimana wajah Liang Doukou, tetapi ia tidak berhasil mengingatnya.
Ketika ia berusia tujuh tahun, ibunya berselingkuh dari ayahnya. Sejak saat itu, kepribadian ayahnya berubah total. Ayahnya yang sebelumnya tidak pernah minum alkohol, mulai minum terus menerus.
Pada awalnya, Ayahnya hanya berteriak dan memarahi ibunya saat ia mabuk. Lama kelamaan, keadaan menjadi semakin buruk. Ia mulai memukuli ibunya. Gu Yusheng jadi ikut terlibat juga dalam bencana ini. Ayahnya mulai memukulinya juga.