"Aku ingin sendirian." Fu Jiu berjuang memainkan perannya. "Aku akan pulang dan memikirkan bagaimana cara putus sama Mengran karena mau bagaimanapun, akulah yang nembak dia."
Saat dia selesai berbicara, suhu kamar tampak menurun.
Qin Mo tetap diam tak bicara.
Fu Jiu mengira Qin Mo telah setuju, tetapi tepat ketika dia akan berbalik dan pergi, Qin Mo mengulurkan tangan, menyandarkan telapak tangannya ke rak sepatu untuk menghalangi jalan.
Pria itu terus membungkuk, kepalanya menunduk ke arah wajahnya, udara panas mendarat di telinganya, mengirimkan sensasi kesemutan.
"Aku bilang aku lelah hari ini." Qin Mo berhenti, emosi yang tidak dapat dipahami menodai nada suaranya. "Apa kamu sekesal itu?"
Fu Jiu jelas mengangguk. "Sedikit."
"Minum alkohol." Qin Mo menarik punggung pemuda itu. "Kakak akan menemanimu."
Fu Jiu merasa kalau dirinya salah langkah lagi.
Dia tidak akan pernah berekspektasi kalau Qin Mo ingat dia masih kakaknya.