"Kak Mo, kau tidak akan punya teman kalau selalu berbicara seperti itu," kata Fu Jiu sambil menundukkan kepalanya untuk membuka kunci ponselnya. "Sekalipun aku nggak ingat, aku masih bisa mencari tutorial. Ini cuma membuat bubur sederhana, kan?"
Qin Mo melihat anak muda itu memamerkan sepetak kulit yang indah ketika menundukkan kepalanya. Mungkin itu karena kulitnya yang bagus yang membuatnya tampak seperti batu giok putih unggul yang terlihat berkilau.
Tiba-tiba Qin Mo mengulurkan tangannya dan memegang leher bagian belakang Fu Jiu.
Fu Jiu memalingkan matanya. "Apa?"
"Jangan menunjukkan punggungmu pada orang lain dengan santai nanti." Suara Qin Mo sangat ringan.
Fu Jiu terkekeh. "Tenang saja. Aku tidak akan melakukan ini ketika aku berkelahi. Sekarang aku kan lagi bikin bubur?"