Bo Yin balik bertanya, bukannya menjawab, "Kamu jarang memposting di momenmu."
"Hah?" Lou Luo mengangkat alisnya.
Bo Yin tersenyum. Dia mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan berkata, "Lihat ke atas."
Lou Luo tidak mengerti apa yang dipikirkan pemuda ini. "Apa yang kamu …."
Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya.
Sebuah ciuman mendarat di pipinya.
Kemudian, terdengar suara shutter kamera.
Keduanya memasuki bingkai pada saat bersamaan.
Bo Yin tersenyum penuh arti. "Bukankah kamu harus memberi tahu semua orang bahwa aku laki-lakimu? Posting foto ini di momen WeChat-mu."
Momen Lou Luo seperti kepribadiannya. Selain postingan bisnis, jarang ada konten lain.
Lagi pula, bawahan dan rekannya bisa melihat semuanya.
Lou Luo tertawa pelan. Dia mengambil alih HP-nya dan mengklik untuk menambahkan postingan. Judulnya terdiri dari dua kata, my man.