Langit menjadi gelap, dan hujan akan mulai turun.
Luoluo merasakan sesuatu jatuh ke wajahnya.
Tiba-tiba payung transparan muncul di atas kepalanya.
Di sampingnya, teman sekelas Leng memusatkan perhatian pada orang yang berjalan ke arah mereka.
Luoluo juga merasakan sesuatu yang salah, dan tatapannya berubah.
Detik berikutnya, dia terdiam dan tatapannya bergetar. Dia tidak berani percaya.
Itu bukan Dewa Gemuk. Bagaimana si Gemuk menjadi si dia?
Tetapi bahkan dalam hujan berkabut seperti itu, pria itu berdiri memegang payung, dan dia masih mengenakan setelan itu. Wajah tampannya tidak berubah sedikit pun, tapi dia memegangi payung untuknya.
Segera, hujan turun ke pundaknya.
Luoluo tidak pernah mengira dia akan muncul, dan pikirannya menjadi kosong.
Saat itu, dia bertanya. "Kenapa kamu memakai pakaian seminim ini untuk bertemu teman-temanmu?"