Perasaan lemas saraf, tak berdaya menyelimuti Bo Jiu bak sebuah gelombang.
Kali ini, tenaga lelaki ini jauh lebih kuat dari sebelumnya. Terus, lelaki ini dengan sengaja memilih titik-titik sensitif Bo Jiu untuk menggodanya.
Ini mungkin hukuman dari sang Almighty.
Jendela kaca buram menghalangi penglihatan mereka. Di luar, cuaca masih dingin. Namun, suhu ruangan ini sangat panas.
Ketika Qin Mo merapat lagi, orang bisa melihat keringat menetes di sisi wajahnya. Setiap kali dia melihat anak ini mengenakan seragam tim, dia merasa ingin merobeknya dan mengurungnya dalam dekapannya.
Bo Jiu tak tahu harus meletakkan tangannya di mana. Dia hanya bisa memeluk leher pria itu. Pikirannya kosong dan satu-satunya hal yang dia rasakan adalah detak jantungnya yang semakin kencang.