"Aku tidak perlu mencari seorang pacar karena wanita akan mengejarku dengan sendirinya." Suara Qin Mo lembut, diikuti dengan wajah tampannya. Napasnya menyentuh bibir Fu Jiu. "Apa yang kau katakan bukan urusanku. Bersikap baiklah dan dengarkan aku. Jangan biarkan aku mematahkan lehermu. Itulah yang harus kau lakukan. Mengerti?"
Setelah mengatakan ini, Qin Mo melepaskan anak itu. Melihat punggungnya, seolah-olah sosok tinggi itu benar…
Fu Jiu merasa kata-kata yang diucapkan Dewa ini sangat sulit untuk disanggah.
Memang, pria dengan gaya semacam ini tidak perlu khawatir soal mencari pacar.
Di Kota Jiang, bukan hanya para gadis yang bermain game yang menganggap Qin Mo sebagai dewa.
Bahkan gadis-gadis dari keluarga tua dan terkenal tidak bisa menahan godaan hak dan kekuasaan keluarga Qin.