"Iya." Gadis itu menyandarkan kepalanya di dada Yan Xun, suaranya sedikit teredam. Dia terlihat seolah-olah entah bagaimana dia telah disakiti. "Pastikan kamu pegang kata-katamu."
"Pasti! Aku berjanji," Yan Xun berjanji dengan tegas. "Seorang pria sejati akan selalu memegang perkataannya. Biarkan langit mematahkan kakiku jika aku ingkar."
"Baiklah. Kamu boleh pergi."
"Tunggu, ada satu hal lagi." Yan Xun memasang wajah tegas, dan dia berkata dengan serius, "Hal ini sangat penting, kamu harus senantiasa mengingat ini di dalam hati."
"Hmm?" Chu Qiao mengangkat kepalanya sambil mengedipkan matanya yang besar dan berair. "Apa itu?"
"Ingat ini! Ini adalah kata-kata nasihat yang paling tulus dari aku sebagai temanmu, sebagai seseorang yang tumbuh bersama, bertempur bersama, dan tinggal bersama denganmu sejak muda."