Meskipun merasa takut akan jawaban Ou Ming, Yu Lili bertanya, "Apakah kau … di rumah ibumu?"
Ou Ming menjawab dengan santai, "Ya, aku masih di sini. Ingatlah untuk tidur lebih awal dan jangan lupa minum obatnya."
Hati Yu Lili berantakan. Pikirannya terasa mati rasa dan mulutnya sangat kering sehingga dirinya tidak bisa mengatakan apa-apa selama beberapa menit.
Akhirnya, wanita itu berkata, "Aku tahu, aku akan melakukannya. Aku akan membiarkanmu kembali pada apa yang sedang kau lakukan."
"Selamat malam!"
"Selamat malam!"
Yu Lili menutup teleponnya. Ruangan itu sunyi seperti kuburan. Seolah-olah Ou Ming telah melubangi semua kebahagiaan wanita itu dari beberapa hari terakhir. Dirinya dibiarkan merasa kosong dan sendirian. Yu Lili berbaring dan menatap langit-langit untuk waktu yang lama sebelum melemparkan ponselnya ke seberang ruangan dan menutupi kepalanya dengan selimut.
Sebuah malam tanpa tidur lagi.
….
Ada banyak sekali sisa makanan dari makanan tadi malam. Yu Lili tidak memiliki banyak uang, jadi makan malam tersebut disiapkan hanya untuk Ou Ming dan dirinya sendiri. Karena pria itu tidak berada di sana untuk memakannya, lebih dari setengah makanan tersebut masih tersimpan di lemari es. Dia memasukkan hidangan itu ke dalam oven microwave dan memakan apa yang dia bisa.
Yu Lili merasa sedikit sakit kepala, tapi dirinya tidak merasa mengantuk. Dia berpikir bahwa berolahraga akan membuat dirinya merasa lebih baik. Dia berganti dengan pakaian olahraga dan pergi keluar untuk berlari.
Apartemen Ou Ming berada di dalam salah satu kawasan paling elegan dan bergengsi di kota ini. Ada banyak taman dan alun-alun di dekatnya, tetapi Yu Lili masih bisa mendengar suara kota yang sibuk memulai hari.
Saat itu waktu menunjukkan pukul sembilan lewat ketika Yu Lili kembali ke apartemen. Dia telah berlari mengelilingi alun-alun kota sebanyak dua kali dan merasa sedikit sesak napas saat dirinya menunggu lift.
Yu Lili mendengar suara seseorang yang sedang menyeret sebuah koper muncul di belakangnya, tapi tidak memedulikannya. Tiba-tiba terdengar sebuah jeritan kaget dan seorang pria berseru, "Apakah itu kau?"
Yu Lili tidak mengetahui apakah dirinya sedang berilusi, tapi dia merasa sepertinya pernah mendengar suara pria itu sebelumnya. Wanita itu berbalik dan melihat seorang pria berusia pertengahan dua puluhan berdiri tidak jauh di belakangnya. Dia terlihat rapi sekali, mengenakan setelan berwarna merah muda, rambutnya ditata dengan gaya yang trendi, dan pria itu tersenyum dengan cerah pada dirinya. Ketika Yu Lili memandang pria itu, dirinya merasa pernah melihatnya di suatu tempat sebelumnya, tetapi tidak dapat mengingat kapan atau di mana.
Pria itu memandangi Yu Lili dengan heran. Dia mengulurkan tangannya, menunjuk pada wanita itu, dan berkata, "Itu benar-benar kau! Si*lan! Kau menipuku dengan cara yang menyedihkan! Kau pembohong kecil!"
'Apa aku bertemu pria ini ketika aku masih menjadi seorang jiutao?'
'Apakah dia orang yang pernah kutipu?'
Yu Lili segera memalingkan wajahnya dari pria itu dan berpura-pura bersikap tenang saat berkata, "Anda pasti salah orang. Saya tidak mengenal Anda."
"Apakah kau yakin? Aku tahu aku pernah melihatmu sebelumnya. Kau adalah … hmm … siapa namanya ya? Li Xiaoyu? Benar? Itu pasti kau!" Shen Zhilie menatap Yu Lili dan berkata dengan tegas, "Aku yakin itu adalah kau. Li Xiaoyu pastilah nama samaranmu. Siapa nama aslimu?"
Yu Lili merasa jengkel. Dia membalikkan badan ke arah pria itu dan memarahi, "Apakah kau idiot? Aku tidak kenal kau!"
"Kau yakin? Aku masih punya Chateau Lafite Rothschild tahun 1982 itu." Shen Zhilie merasa semakin tertarik saat ini dan melanjutkan, "Jangan salah paham. Aku tidak bermaksud membuatmu dalam kesulitan. Aku hanya ingin berteman denganmu. Mari kita mulai dari awal lagi. Halo, namaku Shen Zhilie, aku berusia 26 tahun, dan aku baru saja pindah ke gedung ini. Apakah kau tinggal di sini?"
Yu Lili tidak ingin menyinggung perasaan pria itu, juga tidak ingin berbicara dengannya. Wanita itu mengabaikan Shen Zhilie sebisa mungkin. Begitu pintu lift terbuka, Yu Lili masuk ke dalamnya tanpa berbicara sepatah kata pun.
Shen Zhilie mengikuti wanita itu ke dalam lift tersebut. Sembari menekan salah satu tombol lift, pria itu berkata, "Di lantai berapa kau tinggal? Apartemen yang baru kusewa berada di lantai 20."