Setelah cekikan di lehernya mengendur, Yu Lili terbatuk-batuk dengan keras. Rasa sakit di tenggorokannya seakan menjangkau hingga ke hatinya. Rasa sakit yang membakar itu membuat air matanya mengalir dengan deras. Setelah menghirup udara segar untuk sesaat, Yu Lili memegangi lehernya dan menatap Ou Ming dengan mata yang memerah.
Pada saat ini, Ou Ming sedang ditahan oleh beberapa orang dokter dan menatap Yu Lili dengan mata merah membara.
Terlihat sebuah senyum balas dendam di wajah Yu Lili, dan wanita itu berbisik dengan kejamnya, "Ou Ming, kau akan menyesalinya!"
Kau akan menyesalinya. Aku tidak akan pernah memaafkanmu lagi! Tidak peduli bagaimanapun kau memohon kepadaku, aku tidak akan memaafkanmu lagi! Aku bersumpah!
Tapi Ou Ming seperti sedang mendengar sebuah lelucon, mencibir. "Menyesal? Tidak akan pernah! Satu-satunya hal yang aku sesali adalah memiliki hubungan dengan wanita sepertimu!"
Kata-kata kejam pria itu bak sebuah pedang yang tajam. Kata-kata tersebut menembus hatinya tanpa ampun. Wajah Yu Lili menjadi semakin pucat. Ou Ming menatap wanita itu dengan mata penuh kebencian dan kesedihan.
Ou Ming berkata, "Karena kau, aku telah membunuh sahabatku. Kecuali jika sahabatku hidup kembali, aku tidak akan pernah ada hubungannya denganmu dalam hidupku. Enyahlah! Kau sebaiknya menjauh dari Kotaraja, atau aku akan membunuhmu! Pel*cur! Kau menjauhlah dariku."
Pel*cur, Ou Ming menyebutnya pel*cur?
Yu Lili memegangi lehernya dengan air mata yang mengalir. Tapi tak lama kemudian wanita itu menangkap sebuah titik kunci lain dalam kata-kata Ou Ming.
Kecuali jika sahabatku hidup kembali ….
Yu Lili merasa kaget dan bertanya, "Apakah Li Sicheng sudah meninggal?"
Ou Ming merasa dirinya seperti orang bodoh. Dia marah dan berusaha mendorong para dokter yang memegangi tangannya, tetapi itu sia-sia saja. Ou Ming tidak bisa melepaskan diri dari kendali para dokter dan sama sekali tidak meronta. Dia memandang Yu Lili dengan keji dan berkata, "Dia mati, karena kau, dan aku! Qianqian sedang mengandung dua orang anak, dan mereka adalah seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Karena kau, kedua anak itu tidak memiliki ayah sebelum mereka dilahirkan! Bagaimana kau bisa begitu kejam, bagaimana kau bisa!"
….
Karena dirinya, kedua anak itu tidak memiliki ayah sebelum mereka dilahirkan.
Yu Lili terdiam dan mencela dirinya sendiri selama rentang waktu itu. Setelah tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, Yu Lili membeli sebuah tiket penerbangan ke Dali. Sebelum pergi, wanita itu pergi ke rumah tua Li untuk menemui Su Qianci.
Su Qianci terlihat jauh lebih kuat dari yang Yu Lili bayangkan. Meskipun matanya bengkak seperti buah persik … dia masih terlihat tegar.
Yu Lili memeluk sahabatnya itu dan meminta maaf padanya, tetapi pada akhirnya, mereka berdua menangis tersedu-sedu. Dia tidak memberi tahu Su Qianci tentang aborsinya. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada sahabatnya, Yu Lili mengambil barang bawaannya dan tiba di bandara sendirian.
Seorang gadis kecil sedang duduk di ruang tunggu dengan sebuah pemutar MP3 kecil yang sedang memainkan musik dengan suara pelan.
Liriknya mengatakan ini:
Aku berjalan di jalan yang biasa kita kunjungi.
Aku memikirkan kata-kata yang biasa kau perlihatkan.
Aku mencoba untuk berpura-pura masih jatuh cinta.
Tidak ada yang bisa kulakukan untuk menghentikanmu.
Hari ketika kau pergi menjauh, angin terasa begitu dingin.
Saat tengah malam saat aku menapaki jalanan.
Aku berharap di suatu tempat aku bisa menemukanmu.
Semua ingatanku tidak akan lepas.
Pantulan di tanah dalam bayangan cahaya bulan.
Pikiranku kewalahan karena aku masih mencintaimu.
Apa yang kau inginkan dariku? Inginkan dariku?
Kau membuatku ingin menangis setiap siang dan malam.
Tidak dapat membuatmu keluar dari pikiran, aku tidak membutuhkan pengingatmu, tidakkah kau akan meninggalkanku di tempat aku berada.
Apa yang kau inginkan dariku? Inginkan dariku?
Kau tahu bahwa aku tidak bisa hidup tanpa dirimu.
Aku sudah memberikan semuanya padamu, Aku seperti orang konyol.
….
Ketika duduk di ruang tunggu, Yu Lili merasakan sakit di tenggorokannya. Dia mengangkat kepalanya dan memejamkan matanya. Dia membuka mulutnya sedikit untuk membiarkan udara masuk. Hati, mulut dan kelopak matanya terasa sangat masam.
"Enyahlah! Kau sebaiknya menjauh dari Kotaraja, atau aku akan membunuhmu! Pel*cur! Kau menjauhlah dariku." ujar Ou Ming.
Selamat tinggal, Ou Ming. Mulai sekarang, aku benar-benar bebas selama sisa hidupku ….