Chereads / Perjuangan Menembus Surga / Chapter 91 - Pertemuan Di Malam Hari

Chapter 91 - Pertemuan Di Malam Hari

"Sebenarnya siapa kau?"

Mendengar suara tenang gadis ini, pria berjubah hitam itu mengangkat bahu tak berdaya. Setelah diam selama beberapa saat, suara tua akhirnya perlahan terdengar, "Aku tau kau telah melihatku di rumah Klan Xiao kan?"

Menggerakkan kaki seputih saljunya ringan, tatapan Xun Er berkeliaran memperhatikan sekelilingnya. Dia dengan sopan bertanya dengan suara lembut: "Kenapa kau pergi ke Klan Jia Lie?"

"Aku dipercaya oleh seseorang untuk menyelesaikan beberapa urusan."

"Dipercaya oleh seseorang?" Xun Er buru-buru bertanya, sambil menyipitkan matanya.

"Uh, aku tidak bisa mengatakannya." Yao Lao melambaikan tangannya dan berkata.

"Tapi aku ingin tahu." Dengan senyum tipis di wajah cantiknya, Xun Er melompat maju. Tubuhnya tampak melayang di udara. Di jarinya, sebuah api emas pucat berputar dengan ujung runcing terbentuk dengan cepat.

"Heh heh, gadis kecil, aku tahu kau sangat kuat saat ini, tapi kekuatan itu tidak cukup untuk menghentikan orang tua ini." Kata Yao Lao sambil tersenyum.

Xun Er mengerutkan alisnya tapi dia tidak berbicara. Dia mengangkat jarinya, membuat beberapa pisau api emas yang semakin berputar terus muncul.

Melihat Xun Er tidak ingin menyerah, dua orang di balik jubah hitam itu merasa pusing. Kembali mendesah, Yao Lao tak berdaya berkata, "Aku tidak ingin bertarung denganmu. Jika aku melukaimu tanpa sengaja, pria itu akan patah hati."

"Baiklah, baiklah. Aku takut padamu. Hari ini, ada orang bodoh yang berlaku tak sopan pada seorang gadis yang disanjung oleh pria lain. Pria ini mengenalku jadi aku diminta untuk melakukan beberapa tugas. Oh, apa kau pikir ini mudah bagi seorang pria tua sepertiku untuk menjalankan tugasnya di tengah malam seperti ini?"

Bulu mata panjang Xun Er berkedip ringan, wajah cantiknya perlahan memerah. Dia membalikkan tangannya dan pisau api itu perlahan menghilang. Menatap pria berjubah hitam itu, dia berkata dengan senyum lebar, "Seperti yang aku duga. Tetua dan Xiao Yan ge-ge memang memiliki hubungan."

"Heh, betapa cepat perubahan sikapmu padaku." Yao Lao berkata sambil tersenyum. "Aku khawatir kau sudah menebak hubunganku dengan Xiao Yan sejak lama."

"Sebelumnya, aku hanya menebak tanpa bisa memastikannya." Xun Er menggelengkan kepala sambil tersenyum. Dia membungkuk pada Yao Lao yang masih di tengah udara dan berkata: "Meskipun aku tidak mengetahui latar belakang Tetua, aku percaya kalau kau ada hubungannya dengan perubahan Xiao Yan ge-ge yang bisa bangkit dari sosok lemahnya sejak tahun lalu."

Yao Lao tertawa samar, tidak menyangkal atau membenarkan dugaannya.

Dengan matanya yang indah menatap pria berjubah hitam itu, Xun Er tersenyum manis dan berbisik, "Terlepas dari apa motif asli yang Tetua miliki untuk mendekati Xiao Yan ge-ge, aku berharap kau tidak memiliki niat buruk padanya. Xun Er akan mengawasi siapa saja yang berniat jahat pada Xiao Yan ge-ge. Tetua mungkin sangat kuat tapi percayalah, aku memiliki kemampuan untuk berkata seperti ini."

"Tsk tsk. Gadis yang sangat kuat." Mendengar kata-kata Xun Er yang sedikit mengancam, Yao Lao tertegun saat berkomentar.

"Aku hanya berharap Xiao Yan ge-ge tidak tertipu dan terluka karena orang lain." Dengan senyum ringan, Xun Er kembali membungkuk pada Yao Lao dan berkata, "Ini sudah larut. Aku harus kembali ke rumah. Aku berharap kau tidak akan memberitahu Xiao Yan ge-ge mengenai apa yang kau lihat malam ini."

"Percayalah. Aku tidak akan mengatakan satu kata pun." Yao Lao menganggukkan kepalanya. Dalam hatinya, ia bercanda menambahkan, "Karena dia sudah menyaksikan semuanya sendiri."

Mendengar jawaban Yao Lao, Xun Er pun tersenyum. Tepat ketika dia membalikkan tubuhnya, bayangan hijau tiba-tiba muncul. Setelah tertegun selama beberapa saat, tangan mungil Xun Er ditarik dan telapak tangannya menerima sesuatu.

Xun Er terkejut saat ia menatap botol giok itu. Dia mengalihkan tatapannya pada pria berjubah hitam tersebut.

"Setelah menggunakan teknik rahasia ini, kau mungkin akan menjadi lemah selama beberapa hari ke depan. Botol ini berisi 'Bubuk Pengisian Energi'. Gunakan dan cepatlah sembuh. Jika tidak, seseorang akan merasa terluka melihat kau sakit." Kata Yao Lao dengan acuh tak acuh.

Mendengar ini, wajah mungil Xun Er memerah. Sambil memegang botol giok itu di tangannya, dia mengangguk penuh terima kasih pada pria berjubah hitam itu sebelum melangkahkan kakinya dengan ringan di udara. Tubuhnya seketika menyatu dalam kegelapan dan menghilang dari pandangan.

Berdiri di atap dan melihat sosok itu menghilang, Yao Lao tiba-tiba menarik napas dalam-dalam dan bergumam, "Waktu itu, ketika kau diam-diam masuk ke kamar gadis itu dengan alasan bodoh menggunakan ide pemanasan pembuluh darah yang tidak berguna, kau secara tidak sengaja telah mendapatkan hati gadis itu. Oh, kalau dipikir-pikir, kau beruntung mendapatkan sesuatu yang akan membuat orang lain cemburu."

Di dalam jubah hitamnya, Xiao Yan mengusap hidungnya. Dia tahu benar kalau bukan karena kejadian saat mereka kecil, Xun Er yang tumbuh dewasa mungkin akan memperlakukannya dengan sikap yang sama seperti sikapnya pada orang lain.

Tentu saja, tentu saja pemikiran ini tidak mengalir begitu saja. Heh heh, dia diam-diam telah memasuki hati seorang gadis di saat yang paling rapuh dan tidak sengaja meninggalkan kenangan yang hanya ada dia di dalam hati gadis itu.

Tertawa ringan dengan bangga, Xiao Yan menangkupkan tangannya di belakang kepala dan membiarkan Yao Lao mengendalikan tubuhnya. Tak lama kemudian, tubuhnya segera menuju ke arah rumah Klan Xiao.

Setelah ia sampai di rumah Klan Xiao, Xiao Yan dengan hati-hati menghindari halaman di mana kamar Xun Er berada agar gadis itu tidak menyadari kehadirannya. Dia mendarat di halaman dekat kamarnya dan bergegas masuk ke dalam kamarnya, kemudian perlahan menutup pintu di belakangnya.

Di kamarnya, Xiao Yan segera melepaskan jubah hitam dan menyimpannya di dalam cincin penyimpanan. Setelah melakukannya, baru kemudian dia bisa menarik napas lega. Dia berbaring lemah di tempat tidur dan menggumam pada dirinya sendiri, "Oh, malam yang begitu indah."

...

Keesokan harinya di rumah Klan Jia Lie.

Ekspresi Jia Lie Bi saat ini terlihat murung dan menakutkan. Aura dingin yang terpancar dari tubuhnya, membuat para pelayan cantik ketakutan hingga tubuhnya gemetar ketakutan.

Menyapukan tatapan dinginnya ke seberang kamar di man Liu Xi tinggal, Jia Lie Bie berkata dengan tegas: "Kau bilang Liu Xi telah menghilang?"

"Ya, Ketua Klan. Kemarin, hamba yang hina ini tiba-tiba pingsan tanpa alasan dan baru terbangun keesokan harinya. Master Liu Xi telah menghilang saat itu. Hamba yang hina ini telah bertanya pada penjaga di luar tapi mereka juga tidak melihat Master Liu Xi." Pelayan perempuan itu berkata dengan gemetar ketakutan.

"Sejak dia kembali ke kamarnya kemarin malam, aku tidak melihatnya pergi. Lagipula, ada penjaga dengan level Dou Si pada dua pintu masuk rumah Klan Jia Lie. Dengan kemampuan Liu Xi dia tidak akan bisa pergi dari sini tanpa ada yang menyadarinya."

"Gadis ini juga tidak tahu apa-apa." Wajah pelayan itu pucat. Dia takut jika Jia Lie Bi akan menyalahkan dirinya.

Jia Lie Bi merasa sudut matanya berkedut. Dia mengambil napas dalam-dalam dengan perasaan tak karuan dan mengabaikan pelayan perempuan yang gemetar itu. Perlahan-lahan, dia berjalan mengelilingi sudut kamar.

Melihat sikap Jia Lie Bi, pelayan perempuan itu tidak berani berbicara apapun. Tubuhnya yang berlutut bahkan tidak berani bergerak satu senti pun.

Ketika dia berjalan melewati kamar yang tenang, Jia Lie Bi tiba-tiba berhenti di salah satu sudut. Matanya kemudian menatap tumpukan kecil abu di sudut kamar.

Dengan jantung berdebar kencang, Jia Lie Bi membungkuk. Dia menggunakan jarinya untuk mengambil beberapa bubuk tersebut dan menciumnya di bawah hidung. Seketika, ekspresi dingin di wajahnya berubah menjadi ketakutan.

Jia Lie Bi menghela napas dalam-dalam. Dia tiba-tiba merasa kakinya sedikit mati rasa. Tanpa dapat dikendalikan, perasaan yang tidak menyenangkan perlahan muncul dari dalam hatinya.

"Liu Xi... benar-benar telah dibunuh di bawah area pengawasanku?"