Setelah melewati terowongan gelap di bawah tembok kota itu, sinar matahari tiba โ tiba masuk ke mata Xiao Yan, membuatnya menutup mata karena silau.
Sesaat kemudian, saat matanya sudah terbiasa degan sinar matahari, Xiao Yan membuka lebar matanya. Telinganya dipenuhi oleh suara aktivitas dan keramaian.
Saat ia membuka matanya ia dapat melihat isi kota yang sangat megah. Saat ia berdiri di jalan keluar dari terowongan di bawah tembok itu, Xiao Yan melihat pertokoan yang ramai dan mewah di kedua sisi jalan. Ia juga melihat banyak orang berjalan lalu lalang. Ia hanya bisa kagum oleh kemegahan kota itu. Kota ini memang pantas menjadi kota terbesar di bagian timur kerajaan Jia Ma. Jumlah orang dan kemewahan kota ini dapat dibandingkan dengan Kota Batu Hitam yang pernah dikunjunginya.